Liputan6.com, Yogyakarta - Ketua Umum (Ketum) PP Muhammadiyah Haedar Nashir menilai program deradikalisasi perlu ditinjau ulang. Tujuannya, supaya dapat memetakan potensi radikal yang pasti dan tidak menggeneralisasi.
"Radikalisasi dan radikalisme itu tidak mengenal agama dan suku," ujarnya di Yogyakarta, Rabu, 16 November 2016.
Advertisement
Ia juga menyesalkan bom yang terjadi di rumah ibadah. Haedar Nashir berpesan agar masyarakat tidak terpancing dengan kasus yang menimbulkan prasangka antar-umat beragama.
Menurut dia, bom di tempat ibadah bertujuan untuk menimbulkan rasa saling curiga di tengah kondisi bangsa seperti sekarang ini.
"Kemarin di gereja, lalu vihara, bisa saja besok di masjid. Hal-hal itu sengaja untuk memecah belah," tutur dia.
Haedar menegaskan tidak ada toleransi soal kekerasan. Ia menilai kebersamaan bangsa ini sedang surut dan proses liberalisasi membuat rasa saling percaya tercerabut.