Liputan6.com, Manado - Situasi politik yang memanas di ibu kota dan rangkaian aksi teror di berbagai daerah memicu aksi positif dari kawasan Indonesia Timur. Kalangan pemuda menyerukan ikrar menjaga persatuan dan keragaman Indonesia.
Ribuan masa dari berbagai organisasi kemasyarakatan di Sulawesi Utara (Sulut) menggelar apel akbar di Lapangan KONI Sario Manado, Kamis (17/11/2016) siang.
Dua seruan digaungkan ribuan orang yakni komitmen untuk tetap mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan desakan pembubaran organisasi agama yang radikal dan intoleran.
"Apel akbar dimaksudkan untuk mempertahankan NKRI serta melawan ormas radikal," kata Tonaas (Pemimpin) MTS, Johny Sondakh.
Baca Juga
Advertisement
Tonaas Laskar Adat Manguni Indonesia, Yongki Sumual, menambahkan pihaknya tak ingin tanah Minahasa khususnya dan indonesia umumnya diobrak-abrik oleh ormas radikal. "Kedaulatan negara tak boleh diintervensi atas nama agama," tegas Yongki.
Wakil Ketua DPRD Provinsi Sulut, Vreeke Runtu, menyatakan, apel akbar itu merupakan bentuk kesetiaan terhadap bangsa. "Kita bersama baik masyarakat, pemerintah dan aparat berkomitmen menjaga NKRI," tegas politisi Partai Golkar ini.
Usai menyampaikan orasi, puluhan pimpinan ormas ini menandatangani kesepakatan bersama untuk setia pada NKRI serta menuntut pembubaran ormas radikal. Kesepakatan tertulis itu diserahkan kepada Kapolda Sulut, Irjen Pol Wilmar Marpaung.
"Mewakili Forkopimda saya akan meneruskan aspirasi ini ke pemerintah pusat," tegas Kapolda.
Apel akbar yang dihadiri ribuan ormas ini diawali dengan penampilan tarian kabasaran dari adat Minahasa.
Seruan NKRI dari Papua
Sebelumnya ribuan orang di Papua Barat juga turun ke jalan menyerukan persatuan Indonesia. Aksi ini dilakukan di Manokwari, ibukota Provinsi Papua Barat dengan mengatasnamakan Aliansi Papua untuk Indonesia Damai, Rabu 16 November 2016.
Mereka melakukan aksi jalan kaki dari Lapangan Infokom, lanjut ke Jalan Yos Sudarso, jalan Merdeka hingga berakhir di Lapangan Borasi, yang terletak ditengah Kota Manokwari.
Ratusan massa membawa sejumlah poster bergambar Ahok dan tulisan dukungan untuk Ahok, antara lain Tolak Ahok = Tolak Papua, Orang Cina kah, Orang Papua kah, semua adalah warga Negara Indonesia dan berhak jadi Gubernur di ibu kota negara.
Koordinator Aksi Aliansi Papua untuk Indonesia Damai , Obet Amrik Ayok, meminta Presiden Joko Widodo untuk melindungi segenap bangsa Indonesia tanpa membedakan suku, ras dan agama.
"Karena Ahok juga warga negara Indonesia yang berhak mendapatkan perlindungan dan kesempatan yang sama untuk memimpin Indonesia menjadi lebih baik," ucap dia, Rabu, 16 November 2016.
"Kami minta semua umat manusia, berbagai suku, agama dan ras di Papua untuk bersatu dan tidak terprovokasi dengan isu memecah belah bangsa dan negara serta menolak perlakukan diskriminatif terhadap minoritas," ujarnya.
Sementara itu dari Provinsi Papua, Kapolda Papua Irjen Paulus Waterpauw meminta jajarannya untuk terus berkoordinasi dengan tokoh adat, agama dan masyarakat, mengantisipasi aksi-aksi Ahok.
"Sejauh ini, Papua masih aman terkendali pasca ditetapkannya Ahok sebagai tersangka," jelas dia.