Liputan6.com, Jakarta - Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati menyatakan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menargetkan peringkat kemudahan berusaha atau ease of doing business (EoDB) Indonesia loncat ke posisi 40. Salah satu langkahnya melalui pemangkasan waktu bongkar muat pelabuhan (dwelling time).
"Presiden Jokowi ingin EoDB kita loncat ke peringkat 40. Tapi kemudahan berusaha Indonesia sudah naik 15 peringkat di dunia is among the top reformer in the world," ucap Sri Mulyani di acara Diskusi Ekonomi Indonesia Menyongsong 2017 di Auditorium SCTV, Jakarta, Kamis malam (17/11/2016).
Baca Juga
Advertisement
Pemerintah, sambungnya, sangat fokus untuk menurunkan dwelling time di bawah 4 hari. Upaya ini menindaklanjuti instruksi Presiden Jokowi saat sidak tahun lalu yang sempat marah karena lambatnya dwelling time di Pelabuhan Tanjung Priok.
"Kemauan pemerintah untuk menangani masalah yang sulit, seperti dwelling time misalnya Presiden minta turun di bawah 4 hari. Saya sudah keliling dunia, tidak ada tuh Presiden (negara lain) yang betul-betul melototin (dwelling time)," tutur Sri Mulyani.
Sebagai contoh, Presiden Rusia Vladimir Putin dan Perdana Menteri India Narendra Damodardas Modi yang juga bercita-cita menaikkan peringkat kemudahan berusahanya. Namun tidak seperti Jokowi yang sampai turun langsung ke pelabuhan.
"Presiden Putin dan Perdana Menteri Modi ingin EoDB-nya naik, tapi mereka tidak datang tuh nongkrongin ke pelabuhan, marah-marah dan turun langsung dan minta turunkan (dwelling time)," Sri Mulyani menerangkan.
"Jadi Indonesia bukan masalah retorika tapi bicara suatu strategi pertumbuhan ekonomi dengan langkah, dikelola, dan dilakukan sehingga bisa menghasilkan suatu kemajuan yang bisa diukur," katanya. (Fik/Gdn)