Liputan6.com, Beijing: Perusahaan industri mesin berat asal Cina, Tengzhong, menarik diri dari kesepakatan dalam pembelian saham mobil Hummer dari General Motors, setelah gagal mendapatkan persetujuan dari pemerintah Cina sebelum waktu yang ditentukan. Demikian dirilis Kantor Berita Xinhua, Kamis (25/2).
Namun, sehari sebelumnya, Kementerian Perdagangan Cina mengaku tak pernah menerima permohonan Tengzhong mengenai rencana pembelian saham Hummer sebesar 80 persen. Sumber Xinhua menyebutkan, harga penjualan saham Hummer ke Tengzhong hingga Kamis belum pernah diumumkan secara resmi. Hanya saja, sebuah sumber lain mengatakan dalam perjanjian disebutkan total saham Hummer dibanderol hingga US$ 150 juta atau sekitar Rp 1,3 miliar.
Sejak tahun lalu, General Motors berupaya menjual merek Hummer lantaran merugi. Penjualan merek Hummer adalah bagian dari restrukturisasi perusahaan setelah General Motors dinyatakan bangkrut dan kini terancam ditutup.
Selain digunakan oleh jutawan elite di dunia, Hummer tercatat pernah digunakan militer Amerika Serikat saat menginvasi Irak pada 2003 dengan model high mobility multipurpose wheeled vehicle atau Humvee.(ANS)
Namun, sehari sebelumnya, Kementerian Perdagangan Cina mengaku tak pernah menerima permohonan Tengzhong mengenai rencana pembelian saham Hummer sebesar 80 persen. Sumber Xinhua menyebutkan, harga penjualan saham Hummer ke Tengzhong hingga Kamis belum pernah diumumkan secara resmi. Hanya saja, sebuah sumber lain mengatakan dalam perjanjian disebutkan total saham Hummer dibanderol hingga US$ 150 juta atau sekitar Rp 1,3 miliar.
Sejak tahun lalu, General Motors berupaya menjual merek Hummer lantaran merugi. Penjualan merek Hummer adalah bagian dari restrukturisasi perusahaan setelah General Motors dinyatakan bangkrut dan kini terancam ditutup.
Selain digunakan oleh jutawan elite di dunia, Hummer tercatat pernah digunakan militer Amerika Serikat saat menginvasi Irak pada 2003 dengan model high mobility multipurpose wheeled vehicle atau Humvee.(ANS)