Liputan6.com, New York - Perdana Menteri Jepang menjadi pemimpin asing pertama yang bertemu dengan presiden terpilih AS, Donald Trump. Di tengah kekacauan pengaturan protokoler yang carut-marut, PM Shinzo Abe bertatap muka dengan miliarder nyentrik itu di Trump Tower, New York.
Pertemuan yang sejatinya hanya 30 menit, molor hingga 90 menit pada Kamis 17 November waktu New York.
Advertisement
PM Abe menyebut Trump sebagai pemimpin terpercaya. Kendati demikian, Abe tak akan membocorkan detial pertemuan karena percakapan bersifat tidak resmi.
Namun, secara garis besar Abe mengatakan, Jepang ingin membangun kepercayaan dan kerjasama. Sementara, ia mengungkapkan Trump menginginkan agar Negara Matahari Terbit itu untuk lebih memperhatikan tentara AS di pangkalan dekat Pasifik.
Selama masa kampanye, Donald Trump pernah mempertanyakan persekutuan AS dan Jepang di bawah Presiden Obama. Trump bahkan menyarankan Jepang harus punya senjata nuklir sendiri dan menunjukkan sikap oposisi terhadap perjanjian dagang Trans-Pasific Partnership.
"Perbincangan membuat saya yakin kami akan membangun hubungan yang penuh kepercayaan," kata Abe seperti dilansir Reuters, Jumpat (18/11/2016).
Abe juga menyebut pertemuannya 'informal' dan digelar dengan suasana hangat.
"Persekutuan tidak dapat berfungsi tanpa kepercayaan. Sekarang saya percaya, presiden terpilih Trump adalah seorang pemimpin yang dapat dipercaya," lanjut Abe.
Abe mengatakan ia setuju akan bertemu dengan Trump di waktu yang tepat untuk membicarakan topik uang lebih luas dan dalam lagi. Namun, tak jelas kapan terjadi, apakah sesudah atau sebelum pelantikan.
Sementara itu, di Tokyo, Menteri Keuangan Taro Aso mengatakan, akan membawa keuntungan bagi Abe bertemu dengan Trump sebelum ia dilantik resmi jadi presiden. Itu berarti menunjukkan hubungan AS dan Jepang penting bagi kedua negara.
Abe bertemu dengan Trump dalam perjalanannya ke Konferensi Tingkat Tinggi Kerja sama Ekonomi Asia-Pasifik (KTT APEC) di Peru, di tengah kekhawatiran tentang masa depan hubungan kedua negara.
Melanggar Protokol
Pertemuan antara Abe dan Trump banyak dikecam, terutama dari pihak presiden terpilih. Ia beserta timnya dianggap melanggar aturan protokol normal di Washington.
Salah satunya, adalah ia beserta tim transisinya sekalipun belum mengontak Pentagon, Departemen Luar Negeri, ataupun agen federal lain. Demikian CNN melansir.
Pun, tak jelas apa yang ia bicarakan dengan pemimpin negara itu. Dalam daftar acara yang dikeluarkan pada Rabu oleh tim transisinya mengatakan, Trump dan Mike Pence --wakilnya-- akan mengumumkan sesuatu
Abe pun tak lepas dari kritikan. Penasihat Spesial PM Jepang, Tomohiko Taniguchi, permintaan bertemu datang dari Trump kala Abe mengucapkan selamat pada 10 November lewat telepon.
Media-media Jepang mengatakan, PM Abe diibaratkan ingin memulai dari nol hubungannya dengan Trump. Nikkei Asian Review melaporkan, Abe sebenarnya tidak siap dengan kemenangan Trump. Hal itu terjadi, karena pada kunjungannya ke AS September lalu, ia hanya bertemu dengan Hillary Clinton.
Dalam pertemuan yang katanya 'hangat' itu, Trump ditemani oleh mantu kesayangan, Jared Kushner beserta Ivanka.