Kapolri Harap Istigasah di Monas Redakan Ketegangan Pilkada DKI

Tak lupa, Tito Karnavian menyampaikan apresiasi kepada Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo, yang berinisiatif menggelar istigasah ini.

oleh Nanda Perdana Putra diperbarui 18 Nov 2016, 09:31 WIB

Liputan6.com, Jakarta - Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo dan Kapolri Jenderal Tito Karnavian pagi ini menghadiri istigasah dan doa bersama di silang Monas, Jakarta Pusat.

Di hadapan ribuan prajurit TNI dan Polri serta masyarakat, Kapolri berpesan agar doa bersama yang dilakukan saat ini, dapat meredakan berbagai polemik yang bersinggungan dengan pilkada, termasuk di Ibu Kota.

"Dari sudut pandang keamanan, pesta demokrasi ini menimbulkan polarisasi di masyarakat kita. Karena masyarakat menjadi terpisah karena pilihan-pilihan," kata Tito dalam sambutannya, Jumat (18/11/2016).

"Polarisasi ini menimbulkan kerawanan, karena ada kompetisi, termasuk di Jakarta," dia menambahkan.

Tito mengatakan, Pilkada DKI termasuk momen penting di antara 101 pilkada serentak yang akan digelar pada Februari 2017. Terlebih, adanya keterkaitan atas kasus dugaan penistaan agama, yang melibatkan calon gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.

"Saya mengimbau agar proses ini dikembalikan ke proses hukum, tidak dicampurkan dengan politik, suku, agama, dan ras," imbau Kapolri.

Tito menegaskan, prinsip persamaan tetap tegak di mata hukum. Untuk itu, Polri akan berkomitmen mengawal kasus tersebut hingga tuntas.

"Kami selaku Kapolri yang juga membawahi instansi penyidikan kasus ini, dalam berbagai media sudah menyampaikan komitmen untuk mengawal kasus itu sampai tingkat kejaksaan dan diharapkan proses sampai ke pengadilan," tegas dia.

Tak lupa, Tito menyampaikan apresiasi kepada Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo, yang berinisiatif menggelar istigasah yang dihadiri 5 ribu anak yatim ini.

"Mudah-mudahan inisiatif dan ketulusan hati bapak (Gatot) dan hadirin bisa dengan ikhlas meminta petunjuk dari Allah," kata dia.

"Semoga Allah memberikan bimbingan dan petunjuk, agar tetap menjadi bangsa yang bersatu dan tidak terpecah," Tito memungkasi.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya