Daerah Lebih Dulu Gelar Istigasah Peredam Isu SARA

Doa dipanjatkan untuk memohon kedamaian demi persatuan Indonesia.

oleh Eka HakimBangun SantosoYuliardi Hardjo Putro diperbarui 18 Nov 2016, 11:02 WIB

Liputan6.com, Jambi - Tak hanya di Jakarta, acara doa bersama (istigasah) juga digelar di berbagai daerah. Ribuan warga Jambi bahkan sudah memadati Lapangan Makorem 042/Garuda Putih pada Kamis kemarin, 17 November 2016.

Komandan Korem 042/Gapu Kolonel Inf Refrizal yang diwakili Kasrem 042/Gapu Letkol Inf Tri Haksoro mengatakan, doa bersama digelar untuk menjalin silaturahmi komponen bangsa dalam rangka mewujudkan Bineka Tunggal Ika yang utuh, damai, dan aman dalam bingkai NKRI.

"Ini momentum yang tepat untuk merekatkan silaturahmi seluruh komponen bangsa dalam menjaga persatuan dan keamanan bangsa," ujar Tri di Jambi, Kamis, 17 November 2016.

Menurut Tri, saat ini paham radikalisme, terorisme, dan isu SARA berkembang cepat dan mudah melalui dunia maya. Masalahnya, belum semua masyarakat mampu menyaring atau memfilternya. Apalagi pada era digital sangatlah mudah untuk menyebarkan paham-paham tersebut.

"Penyebarannya tidak memiliki batas ruang gerak karena berada pada dunia maya. Kita tidak boleh lengah," ucap Tri.

Maka itu, ia mengingatkan semua komponen harus mewaspadai masuknya paham radikalisme, terorisme, dan isu SARA masuk ke Provinsi Jambi. Danrem juga mengimbau agar seluruh masyarakat Jambi mampu memfilter pengaruh media sosial.

Sementara itu, Kapolda Jambi Brigjen Yazid Fanani meminta semua lapisan masyarakat Jambi tidak mudah terprovokasi, yang justru bisa berakibat memecah keharmonisan.

Seluruh masyarakat tidak memandang agama, suku, atau ras harus saling menghormati satu sama lain. "Walau berbeda-beda kita tetap satu. Keberhasilan suatu negara adalah persatuan bangsa yang kuat," ucap Kapolda.

Acara doa bersama itu dihadiri tak kurang dari 2.000 orang peserta, mulai dari aparat TNI, polisi, unsur Pemda Jambi, MUI Provinsi Jambi, tokoh lintas agama, tokoh adat, tokoh masyarakat pimpinan pondok pesantren, santri, mahasiswa, pelajar hingga masyarakat umum. Doa bersama dipimpin oleh Ustaz Ahmad Su’adi.

Doa Persatuan di Bengkulu

Tidak kurang dari seribu warga Bengkulu menggelar istigasah kerukunan umat beragama di Mesjid Raya Baitul Izzah dan kebaktian bersama umat Nasrani di Balai Prajurit Makorem 041 Garuda Emas.

Kegiatan yang diinisiasi Kodam II Sriwijaya itu diikuti masyarakat, pelajar, anggota TNI dan Polri serta para santri se-Provinsi Bengkulu.

Dalam sambutannya, Pangdam II Sriwijaya Mayor Jenderal TNI Sudirman yang dibacakan Kaster Letkol Inf Debok mengatakan, kegiatan istigasah yang dilaksanakan mengandung makna dan tujuan yang sangat mulia.

"Istigasah merupakan wahana paling tepat untuk bermuhasabah, berserah diri, meminta pertolongan serta perlindungan kepada Allah SWT agar bangsa Indonesia senantiasa aman dan damai serta terhindar dari konflik atau perpecahan," ujar Debok di Bengkulu, Kamis, 17 November 2016.

Indonesia, kata dia, adalah negara dengan masyarakat majemuk yang dipersatukan dalam landasan ideologi Pancasila yang memiliki semboyan Bineka Tunggal Ika dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia.

TNI mengajak semua masyarakat untuk terus menjaga Kebinekaaan Tunggal Ika yang telah disepakati. Dengan begitu, Indonesia akan dapat menjadi bangsa majemuk yang besar, kuat dan solid.

Ustad  KH Syamlan Lc dalam ceramahnya mengatakan keimanan kita harus ditingkatkan dalam rangka menjaga persatuan dan kesatuan bangsa agar Indonesia menjadi bangsa yang bermartabat, disegani oleh bangsa-bangsa lain, dan pada akhirnya bangsa Indonesia akan aman, damai dan tenteram "Baldatun Toyyibatun Warrobbun Ghofur," demikian kata Syamlan.

Salat Istigasah di Makassar

Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulsel menggandeng seluruh instansi, di antaranya TNI, Polri, dan seluruh organisasi masyarakat serta organisasi keagamaan terlibat dalam salat istigasah yang digelar pada Kamis, 17 November 2016 di Lapangan Hasanuddin Makassar.

Hal itu dilakukan Pemprov Sulsel setelah diumumkannya status tersangka Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dalam dugaan pidana penistaan agama oleh Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Mabes Polri, Rabu (16/11/2016).

"Doa bersama dan salat istigasah rencananya besok digelar di Lapangan Hasanuddin Makassar sekitar pukul 15.00 Wita," kata Kepala Kesbangpol Sulsel Asmanto Baso Lewa.

Baso berharap rencana aksi unjuk rasa kedua yang rencananya dilakukan pada 25 November 2016 terkait kasus Ahok tak lagi dilanjutkan alias dibatalkan.

"Ahok sudah tersangka. Kalau bisa rencana aksi unjuk rasa 25 November, khusus di Sulsel dibatalkan saja lah, karena kita ini mau damai-damai saja. Biarkan proses hukum berjalan," ujar Baso.

Ia yakin pemerintah pusat bertindak serius dan mengawasi ketat penanganan kasus Ahok.

"Bukti serius Polri kan sudah tampak jelas dan pemerintah pusat juga tidak main-main dalam memproses kasus Ahok. Jadi, marilah kita hormati proses yang sedang berjalan ini," kata Baso.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya