Liputan6.com, Lisbon - Dua pemain asal Nigeria Uche Nwofor dan Michael Uchebo mengaku seperti menjadi korban perbudakan dari klub Liga Primeira Portugal, Boavista lantaran tak mendapat gaji hingga larangan menikmati fasilitas klub. Perlakuan yang didapat mereka berasal dari penolakan atas pemotongan upah pada musim ini.
Dilansir dari 101 Great Goals, pada Jumat (18/11/2016) siang, kasus Nwofor dan Uchebo dibongkar oleh jurnalis BBC Oluwashina Okeleji dalam akun Twitter-nya. Dia mengungkapkan kalau Uchebo dan Nwofor telah diisolasi dari klub dan dilarang menggunakan fasilitas latihan dan berinteraksi dengan rekan timnya.
Baca Juga
Advertisement
Atas situasi tersebut, Nwofor menuntut 110 ribu euro sebagai pesangonnya pada September lalu. Sayang, bos Boavista Alvero Braga enggan memberikan hak pemain tersebut.
Sedangkan Uchebo masih dikontrak oleh Boavista dengan kondisi yang tak lebih baik. "Uchebo belum dibayar selama beberapa bulan dan disingkirkan dari fasilitas pelatihan klub sejak Juli," tulis Oluwashina Okeleji.
"Dia (Uchebo) bertanya: Mengapa begini Boavista? Mereka tidak akan mengatakan apa-apa?," tulis Oluwashina Okeleji dalam akun @oluwashina.
"Boavista gagal membayarkan sewa rumah Uchebo, biaya listrik dan tagihan pajak. Pemilik rumah sampai mengancam akan mengusirnya dan menghentikannya dari latihan," kata Okeleji.
Saat dua pemain Nigeria ini berusaha untuk berlatih di markas klub, sejumlah pihak keamanan mengusir mereka atas perintah presiden klub.
"Sebuah situasi gila yang kami miliki harus menjadi bukti. Anda bekerja, mereka tak membayar Anda dan menggunakan pihak keamanan untuk mengganggu. Ini perbudakan," kata Nwofor.