Liputan6.com, Jakarta - Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian angkat bicara terkait isu rush money atau penarikan uang secara besar-besaran pada 25 November 2016. Menurut dia, isu itu tersebar melalui media sosial.
Gerakan rush money berkembang bersamaan dengan rencana aksi Bela Islam III terkait kasus dugaan penistaan agama oleh Gubernur nonaktif DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok. Tito mengatakan, informasi mengenai rush money merupakan kebohongan.
Advertisement
Sebab, kata dia, informasi tersebut berasal dari sumber-sumber yang tak jelas. Selain itu, fakta yang dipaparkan dalam informasi itu juga tak tepat.
"Ada beredar di media sosial tentang masyarakat agar mengambil uang atau rush money di bank karena ada kerusuhan dan lain-lain, saya nyatakan itu hoax karena sumbernya tidak jelas, faktanya juga tidak ada," ungkap Tito di Kantor MUI, Jakarta, Jumat (18/11/2016).
Mantan Kapolda Metro Jaya ini pun menegaskan, kondisi Indonesia saat ini masih sangat aman, kendati ada rencana aksi susulan terkait kasus Ahok pada 2 Desember 2016. Tito berkaca pada demonstrasi 4 November 2016 yang berlangsung aman dan tertib.
Adapun insiden yang terjadi pascademonstrasi, kata Tito, hanya dilakukan kelompok-kelompok kecil yang ingin merusak kegiatan aksi damai tersebut.
"Jadi keadaan Indonesia saat ini sangat aman. Masyarakat yang melakukan demo itu murni hanya masalah proses hukum, makanya itu berakhir dengan baik. Kalau ada insiden itu hanya kelompok-kelompok kecil saja," kata Tito.
Menurut Kapolri, informasi mengenai gerakan rush money sangat provokatif dan dapat mengganggu stabilitas negara. Untuk itu, dia telah memerintahkan jajaran kepolisian untuk melacak penyebar informasi dan ditangkap.
"Saya sudah perintahkan dari Bareskrim, Polda Metro Jaya juga. Semua jajaran cyber kita akan melakukan investigasi untuk pelacakan," Tito memungkasi.