Liputan6.com, Pahang - Nama Abu Zarin Hussin naik daun belakangan. Namun, hatinya justru gelisah karenanya. Sebab, ia dikabarkan menikahi seekor ular kobra yang diyakini merupakan 'reinkarnasi' kekasihnya yang telah tiada. Pria asal Malaysia -- bukan Thailand seperti yang diberitakan -- mengaku, artikel yang beredar tentang dirinya itu palsu belaka.
Hussin mengaku sedih dan kecewa dengan laporan bohong yang mencomot foto-fotonya di media sosial Facebook.
"Saya selalu bekerja bersama ular-ular dan melatih pemadam kebakaran lain untuk menangani ular," kata dia kepada BBC, seperti dikutip pada Jumat (18/11/2016).
Baca Juga
Advertisement
Hussin adalah pegawai Jabatan Bomba dan Penyelamat Malaysia, semacam pemadam kebakaran di Indonesia. Ia menjadi instruktur bagi para anggota PMK lain di Pahang untuk menangkap dan menangani ular.
Pria itu juga telah menikah, dengan manusia. Untungnya sang istri tak mempermasalahkan ketika kabar bohong itu muncul. "Karena ia tahu bahwa itu kabar bohong," kata Hussin.
Kisah keakraban Hussin dengan ular kobra miliknya kali pertama dilaporkan situs Inggris, Daily Mirror pada 10 November 2016. Cerita itu kemudian diramaikan media lain seperti Daily Mail yang memuatnya sehari kemudian.
Mirror mengabarkan, pria yang diduga asal Thailand itu melihat kesamaan antara seekor ular dengan kekasihnya yang telah tiada.
"Ia kini hidup bersama dengan kobra sepanjang 10 kaki, percaya bahwa itu adalah kekasihnya yang telah tiada, sesuai dengan keyakinan dalam ajaran Buddha bahwa manusia bisa bereinkarnasi sebagai binatang," demikian cuplikan artikel Mirror.
Jelas, Hussin membantah pemberitaan tersebut. Apalagi, pria 31 tahun itu adalah seorang muslim.
"Itu adalah fotoku. Mereka menggunakan gambar-gambarku dan memalsukan cerita, dengan mengatakan aku menikahi ular," kata dia kepada Star Newspaper Malaysia.
Hussin memelihara empat ular dan menggunakan mereka untuk mempelajari perilaku hewan melata itu.
Sementara, Nick York dari Exclusivepix yang menjual kisah itu pada Mirror Online mengatakan, informasi yang mereka dapatkan berasal dari seorang jurnalis Inggris di Thailand -- yang bekerja di sebuah media Negeri Gajah Putih yang kali pertama menerbitkan kabar tersebut.