Liputan6.com, Melbourne - Kebakaran besar yang terjadi di Bank Commonwealth di Melbourne, Australia, pada Jumat, 18 November 2016 waktu setempat sempat membuat warga sekitar panik.
Insiden kebakaran bank Australia yang memicu ledakan itu diduga dipicu aksi bakar diri pemuda berusia 21 tahun di tenggara Melbourne. Sejauh ini dua orang dalam kondisi kritis.
Advertisement
Salah satu saksi mata, Ashley Atkin-Fone, mengatakan setelah mendengar ledakan besar ada asap hitam keluar dari dalam bank.
"Anak ini datang dengan kondisi terbakar, berteriak tentang kepalanya...darah di mana-mana...Saya terkejut selama beberapa menit," kata Ashley seperti dikutip dari ABC News, Sabtu (19/11/2016).
"Saya berlari di seberang jalan, masuk ke Optus dan mengambil alat pemadam kebakaran. Saya masuk ke dalam memadamkan api, kami hanya mematikan apinya," ujar Ashley.
Inspektur Polisi Victoria, Jacqui Poida, mengatakan mereka menanggapi laporan seorang pria telah membakar bank di Springvale Rd, Springvale, pada Jumat, 18 November sekitar pukul 11.30.
"Dia punya semacam akseleran--zat yang digunakan untuk menciptakan api. Dia berjalan ke bank dan menyulutnya, menyebabkan api di dalam bank. Dia membakar diri dengan api itu dan sejumlah orang lain dalam bank ikut terbakar," kata Poida.
"Dia meninggalkan bank. Polisi datang tak lama kemudian dan membantunya, diikuti dengan ambulans yang tiba di belakang bank," ujar Poida.
Korban, pemuda Springvale itu, sudah dibawa ke rumah sakit dalam kondisi serius dan dijaga oleh polisi.
Pihak Ambulans Victoria mengatakan mereka telah membawa 27 orang korban luka, termasuk enam di antaranya yang mengalami luka bakar serius dan dibawa ke Rumah Sakit Alfred.
"Kami harus meningkatkan rencana tanggap darurat kami ke level tertinggi, itu signifikan," kata pihak Ambulans Victoria, Andy Roughton.
Pada Jumat malam, pihak Rumah Sakit Alfred mengatakan satu pasien dalam kondisi kritis, sementara seorang lainnya kritis tapi stabil.
Tiga korban lain dalam kondisi stabil dan yang keenam serius, tapi stabil.
Monash Medical Centre melaporkan menerima 13 pasien, termasuk tiga anak-anak. Semua berada dalam kondisi tak mengkhawatirkan.
Sedangkan RS Dandenong mengobati 11 pasien dengan dua korban dalam proses observasi. Lainnya berada di bawah pengamatan di departemen darurat.
Ledakan Bom?
Satu saksi mata lainnya, Atkin-Fone, mengatakan ia melihat seorang pria menempatkan suatu benda yang ia yakini bom di depan pintu masuk Bank Commonwealth.
"Ledakan itu meledak di depan pintu masuk, di mana ada dua ATM. Dia menaruh sesuatu seperti bom di sana. Terjadi ledakan dan melukai beberapa orang. Salah satu anak yang berada di waktu yang salah dalam kondisi buruk akibat luka bakar pascaledakan," katanya.
"Dia berlarian, berdarah dari banyak bagian tubuhnya...," jelas Atkin yang tak melihat apa yang menyebabkan ledakan.
Otoritas pemadam kebakaran setempat, Paulus Carrigg, mengatakan cairan yang mudah terbakar itu digunakan untuk menyebabkan kebakaran. Namun jenisnya belum diketahui pasti.
"Kami memahami bahwa telah terjadi ledakan di bank mana banyak orang terbakar," jelas Carrigg.
"Sejujurnya ini petugas pemadam kebakaran belum menyelidiki wadah bahan bakar yang digunakan, tapi sekali lagi kami tidak melakukan pencarian terhadap benda itu. Itu adalah TKP," ujar Carrigg.
Polisi Victoria mengatakan mereka belum mengkonfirmasi apakah ada ledakan sebelum kebakaran.
"Informasi yang saya punya adalah ada laki-laki yang datang ke Commonwealth Bank," kata Inspektur Poida.
"Dia punya semacam akseleran dengan dia. Sebuah wadah, tidak yakin apa yang dia punya. Dan entah bagaimana zat itu digunakan dalam bank."
Inspektur Poida meminta saksi untuk menghubungi Crime Stoppers, sementara Carrigg memuji aksi pertolongan orang-orang kepada para korban.
Beruntung tidak ada seorang pun kehilangan nyawa dalam insiden kebakaran bank Australia ini.
"Ini merupakan upaya pertolongan gabungan. Saya pikir dari warga sipil, saksi yang hadir, dan respons layanan darurat adalah bantuan yang fantastis," kata Carrigg.
"Mereka yang fantastis dari pandangan saya, menyediakan air bagi para korban."