Liputan6.com, New York - Presiden terpilih Amerika Serikat (AS), Donald Trump kembali membuat kejutan. Dirinya menunjuk kader Partai Republik asal Kansas, Mike Pompeo jadi kepada Badan Intelijen AS (CIA).
Penunjukan Pompeo mengundang kontroversi. Sebab, dirinya dikenal sebagai salah satu politisi yang cukup kritis.
Banyak pihak yang mengkhawatirkan dipilihnya Pompeo sebagai Kepala CIA, membuat badan intelijen itu menggunakan cara brutal dalam menginterogasi serta memperluas penjara Amerika di Teluk Guantanamo, Kuba.
Nama Pompeo, bagi mayoritas warga AS memang tidak begitu dikenal. Namun, tidak demikian di dunia intelijen.
Baca Juga
Advertisement
Bagi kaum profesional di dunia intelijen, Pompeo sangat dihormati dan dikenal. Terutama bagi koleganya di Capitol Hill.
Pria 52 tahun yang selama 3 masa jabatan bekerja di komite intelijen AS itu membawahi CIA. Selama masa tugasnya di komite tersebut, sejumlah pekerjaan besar diurus oleh Pompeo.
Termasuk ketika memilih anggota komite intelijen untuk masalah Benghazi. Pekerjaan badan tersebut kala itu ialah menginvestigasi peran Menteri Luar Negeri, Hillary Clinton atas tewasnya empat warga AS di Benghazi Libya, 2012 lalu.
Dalam laporannya setelah melakukan pemeriksaan beserta komite tersebut, Pompeo melempar komentar keras kepada Hillary. Ia mengatakan mantan Ibu Negara AS, menempatkan kepentingan politik di depan kepentingan umum.
Selama menjadi anggota Kongres AS, Pompeo pun sangat kirtis atas isu keamanan nasional AS. Ia merupakan pendukung utama tetap dibukanya Guantanamo dan digunakannya cara-cara kekerasan dalam menginvestigasi pelaku kejahatan.
Selain itu, Pompeo sangat fokus terhadap dua hal. Yaitu, pencegahan ancaman teroris ekstrem serta soal bagaimana AS harus bertindak terhadap Rusia, khususnya dalam soal menyerang ISIS di Suriah.
Pompeo lahir di Orange California, 53 tahun lalu. Sempat masuk ke militer AS, dan belajar hukum di Universitas Harvard.
Lulus dari kuliah, Pompeo membuka Thayer Aerospace pada 1996. Perusahaan itu adalah penyedia komponen bagi pesawat militer dan komersial.
Pada 2010 Pompeo memenangkan kursi Kongres AS. Ia menang setelah berhasil menggeser kursi petahana Tod Tiahrt.
Dituding Rasis
Walau kurang begitu dikenal publik AS, nama Pompeo sempat naik ke permukaan dalam pemberitaan Negeri Paman Sam. Ia jadi sorotan karena dituding rasis.
Pada 2010 lalu, lewat media sosial Twitter dan Facebook, dirinya memosting sebuah link ke sebuah blog rasis.
Blog pribadi itu kerap menyerang, Presiden AS Barack Obama. Dalam blog tersebut, Obama disebut komunis serta perwujudan setan.
Pompeo menyatakan, postingannya di media sosial itu adalah sebuah kesalahan teknis yang tak disengaja. Oleh sebab itu, sejam setelah kejadian dirinya langsung menghapus postingan status di kedua jejaring sosial tersebut.
Bukan cuma itu, demi menunjukan kesungguhaannya, Pompeo meminta maaf kepada lawannya dari Partai Demokrat untuk merebut kursi kongres, Raj Goyle.
"Saya menyatakan saya sama sekali tidak punya niatan jahat," sebut Pompeo seperti dikutip dari CBS News.
"Komentar di blog itu, tidak merefleksikan pandangan saya, bahasa serta perilaku seperti itu tidak punya tempat di kampanye saya," pungkas Pompeo.