Liputan6.com, Jakarta - Calon Wakil Gubernur DKI petahana Djarot Saiful Hidayat mengaku tak mempercayai hasil survei yang dirilis Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA belum lama ini. Dalam survei tersebut, elektabilitas pasangan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok-Djarot turun dari 24,6 persen menjadi 10,6 persen.
"Saya dengan survei LSI itu 99 persen tidak percaya," ucap Djarot di Hotel Dafam, Cawang, Jakarta Timur, Sabtu (19/11/2016).
Advertisement
Kata Djarot, dia bersama Ahok akan berbicara dengan kerja keras dan hasil nyata, bukan dengan hasil survei suatu lembaga.
"Karena saya tidak percaya sama LSI, kami akan kerja keras untuk membuktikan," ucap politikus PDIP ini.
"Saya percaya kalau kita kerja keras. Rakyat Jakarta juga cerdas, bisa memilih dengan hati nuraninya. Saya bukannya tidak percaya, tapi saya lebih percaya dengan kerja keras," kata eks Wali Kota Blitar ini.
Lingkar Survei Indonesia (LSI) Denny JA kembali merilis survei setelah gubernur non-aktif DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok menyandang status tersangka. Dalam survei itu, LSI menyebut tingkat keterpilihan pasangan Ahok-Djarot ini tinggal 10 persen.
"Sebelum tersangka pun dukungan kepada Ahok-Djarot terus merosot. Survei kami usai status tersangka tersisa 10,6 persen saja. Ini sangat mengancam kekalahan paslon nomor 2 serta berpotensi besar tersingkir di putaran pertama," ujar peneliti LSI Denny JA, Ardian Sopa, di kantor LSI, Rawamangun, Jakarta Timur, Jumat 18 November 2016.
Penurunan elektabilitas Ahok-Djarot ini, kata Ardian, karena lebih dari setengah pendukung loyal mereka memilih mundur. "Data kami mencatat 40 persen pendukung lama masih bertahan dan 60 persennya memilih meninggalkan Ahok-Djarot," ucap Ardian.
Hal ini, menurut dia, menguntungkan kedua rivalnya, Agus Yudhoyono-Sylviana Murni dan Anies Baswedan-Sandiaga Uno. Dukungan ke mereka juga mempengaruhi angka pemilih yang belum menentukan pilihan atau swing voters yang terus menurun setelah Ahok tersangka.
"Sebelum berstatus tersangka, swing voters sebesar 34,50 persen. Namun, usai status Ahok berubah, angka (swing voters) jadi 24,6 persen. Ini menunjukkan mereka sebagian besar sudah mencondongkan pilihan ke paslon antara nomor 1 atau nomor 3," kata Ardian.