Liputan6.com, Gowa - Gerakan restorasi sungai sebagai sumber peradaban melahirkan sekolah sungai di Desa Bili-bili Kecamatan Bontomarannu, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. Bahkan, sarana pendidikan lingkungan luar sekolah tersebut dilengkapi perpustakaan yang berisi buku-buku menyangkut pengelolaan sumber daya air dan sungai di Indonesia.
Siapa pun, baik itu pelajar, mahasiswa, wisatawan dapat belajar langsung di sekolah sungai yang lokasinya berada di Bendungan Bili-bili,, Sungai Jeneberang. Jaraknya sekitar 28,9 km dari Kota Makassar melalui Jalan Poros Malino, Kabupaten Gowa, yang bisa ditempuh sekitar 1 jam.
Sekda Provinsi Sulsel Abdul Latif mengatakan, Jambore Sungai Jeneberang (JSJ) dengan tema "Lestarikan Sungai, Selamatkan Air" adalah wujud proses bagaimana melestarikan air sebagai sumber kehidupan.
Baca Juga
Advertisement
"Gerakan sungai bersih hingga kanal bersih di kota Makassar merupakan komitmen kepala daerah di kawasan Makassar, Maros, Sungguminasa dan Takalar (Mamminasata). Tujuannya untuk menjaga kualitas lingkungan sumber daya alam agar kualitasnya tidak terdegradasi," kata Abdul Latif kepada Liputan6.com di Kabupaten Gowa, Sabtu, 19 November 2016.
Sementara itu, Kepala Balai Besar Pompengan Sungai Jeneberang Agus Setiawan mengatakan, masyarakat sebagai pengguna air wajib dilibatkan dalam gerakan cinta operasional dan prasarana Bendungan Bili-bili di Kabupaten Gowa.
"Hal ini, kita tandai juga dengan pembagian alat pembersih seperti sekop untuk masyarakat agar mampu menjaga fasilitas bendungan dan sumber daya air lainnya," Agus Setiawan menjelaskan.