Liputan6.com, Jambi - Gunung Kerinci di Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi, kembali menyemburkan awan hitam. Warga setempat mengaku aktivitas itu sudah terjadi sejak dua hari lalu.
"Kelihatan jelas kalau pagi hari. Cukup tinggi mungkin 500 meter lebih," ujar Idham (40), salah seorang warga Kabupaten Kerinci saat dihubungi dari Jambi, Minggu (20/11/2016).
Menurut Idham, aktivitas gunung Kerinci itu belum mempengaruhi kehidupan warga Kerinci sehari-hari. "Masih seperti biasa, sekolah, bekerja dan berladang," kata dia.
Terpisah, Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, kenaikan status gunung setinggi 3.805 mdpl itu sudah terjadi sejak dua hari lalu.
"Dan PVMBG (Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi) sudah menaikkan statusnya menjadi waspada sejak 18 November 2016 kemarin," kata Sutopo.
Baca Juga
Advertisement
Atas kondisi itu, BNPB mengimbau agar warga tidak mendekati kawah di puncak Gunung Kerinci dengan jarak minimal 3 kilometer. Para pendaki juga dilarang mencapai puncak gunung tertinggi di tanah Sumatera itu.
Himbauan juga dikeluarkan Kementrian Perhubungan. Direktur Navigasi Penerbangan Kemenhub Novie Riyanto Rahardjo mengatakan, dampak erupsi gunung Kerinci berdampak pada ATS routes W11.
Para pilot agar mengantisipasi rute terdampak. Mereka disarankan untuk terbang dengan ketinggian minimum 15.000 feet. "Kalau di atas itu aman," ucap Novie.
Novie menyebutkan, di sekitar kawasan gunung Kerinci terdapat dua bandara, yakni Bandara Muarabungo, di Kabupaten Bungo berjarak 77,7 kilometer dari gunung Kerinci. Ada pula Bandara Depati Parbo di Kabupaten Kerinci yang hanya berjarak 14 kilometer dari Gunung Kerinci.
Meski begitu, Novie mengatakan aktivitas Gunung Kerinci belum berdampak pada operasional dua bandara itu. "Kita pantau ketat terus," kata dia menambahkan.