Liputan6.com, Jakarta Akhir-akhir ini Indonesia digemparkan dengan isu-isu perbedaan yang menyebabkan perselisihan antar banyak pihak dari bermacam kalangan. Hal tersebut kemudian menjadi perbincangan seru dalam sebuah komunitas lari, yang akhirnya mencetuskan ajang lari pada Minggu pagi ini.
"ToleRun ini acara dadakan. Kejadiannya itu secara enggak sengaja. Idenya itu muncul sepuluh hari yang lalu. Kita dari komunitas lari memang selalu melakukan kegiatan lari di hari Minggu terus ngumpul dan enggak sengaja lagi tukar-tukar pikiran, nih Indonesia kenapa sih beda dikit rusuh," kata pendiri Indorunners, Reza Puspo, saat ditemui Health-Liputan6.com, Minggu (20/11/2016).
Advertisement
Reza sendiri beranggapan bahwa perbedaan bukanlah suatu hal yang perlu dipermasalahkan. "Padahal sejak duduk di bangku sekolah dulu kita sudah diajarkan Bhineka Tunggal Ika," sambung pria berbehel itu.
"Dari Bhineka Tunggal Ika dan Pancasila kita diajarkan bahkan sampai kuliah, terus kekurangannya apa? Oh mungkin karena enggak ada yang ingetin lagi. Akhirnya kita bikin acara ini untuk saling mengingatkan lagi yang namanya Bhineka Tunggal Ika, bahwa berbeda-beda itu tapi tetep sama," ujar Reza.
Indorunners sendiri memiliki anggota sebanyak 100 ribu orang yang berasal dari Aceh sampai Merauke, lanjut Reza, tapi mereka bisa tetap rukun.
"Kita Indorunners juga berbeda-beda, beda suku, ras, dan makanan beda tapi kita bisa bersatu kok, nah hari ini adalah realisasi dari ide tersebut dan ToleRun dilakukan di 31 cabang kota Indonesia," ungkapnya.
Peserta lari di ToleRun ini juga bukan berasal dari komunitas lari atau pelari profesional saja, tetapi masyarakat umum. Sehingga sebelum lari peserta yang akan berpartisipasi diminta untuk mengirimkan riwayat medis kepada tim dari ToleRun.
"Jadi kami menanyakan riwayat medis mereka (perserta) dan golongan darah. Di sini juga dibantu departemen kesehatan dan beberapa dokter juga yang turun. Kebetulan juga ada pelari yang dokter," ucapnya.