Liputan6.com, Yogyakarta Kabupaten Gunungkidul menjadi potensi wisata baru di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Sebab banyak tempat wisata baru yang terus tumbuh di kabupaten paling timur Yogyakarta. Namun tumbuhnya tempat wisata baru ini belum diiringi dengan pengembangan strategis pengelolaan wisata di Gunungkidul.
Gubernur DIY Sultan HB X dalam seminar nasional Pengembangan Industri pariwisata Gunungkidul di hotel royal Ambarukmo Yogyakarta menjelaskan pentingnya pariwisata Gunungkidul. Pemda DIY tengah membangun pengembangan potensi wisata dengan pembangunan infrastruktur mulai dari bandara baru di Kulonprogo, jalan tol baru Jogja - Jateng dan rel kereta baru Kulonprogo - Yogyakarta. Semua ini dilakukan demi pengembangan wisata dengan tujuan semakin lama wisatawan stay di Yogya. Terlebih Candi Borobudur telah ditetapkan sebagai salah satu prioritas wisata di Indonesia. Sementara letak Borobudur yang dekat dengan Yogyakarta menjadi keuntungan sendiri dalam potensi wisata di Gunungkidul.
Advertisement
"Pengembangan destinasi wisata penting untuk menambah lenght of stay baik manca dan lokal. Kami juga tengah merancang tata ruang diserahkan Desember ke PU harus komprehensif. Kami harus kerja keras yang 2017 harus bisa terekam Pemda lokal bicara RT/ RW," ujarnya Jumat (18/11/2016).
Sultan mengatakan, Pemda DIY sangat terbuka dengan investor yang ingin berinvestasi di Gunungkidul untuk mendukung wisata. Namun bagi investor sebaiknya dapat berkoordinasi dengan Pemda agar pembangunan investasi itu tidak terkendala. Sebab Pemda DIY sangat mengatur dalam peruntukan tanah agar tidak menyalahi aspek kedaulatan pangan. Karena ada lahan khusus seluas 35 ribu ha yang tidak bisa berubah untuk memenuhi kebutuhan pangan yang berkelanjutan.
"Dimana pun investasi harus memenuhi dua hal itu (lahan pangan dan sesuai peruntukan). Jadi jangan sampai nanti keliru pembangunan di daerah. Mungkin di daerah lain itu bisa dilakukan peralihan lahan langsung tapi di Jogja tidak bisa dilakukan pembebasan seperti itu," ujarnya.
Sultan mengatakan untuk memenuhi semua itu juga perlu dukungan pemerintah daerah sekitar dapat terlibat dalam pengembangan investasi. Sehingga dalam perencanaannya dapat membuat pengembangan infrastruktur dan sarana prasarana lainnya. Seperti listrik dimana listrik akan menjadi denyut perekonomian wisata di Gunungkidul dapat hidup.
"Saya minta bupati Badingah bikin surat ke tingkat satu bagaimana menarik kabel PLN dari utara ke selatan. Bagaimana mau kembangkan jam lima sudah gelap ga ada lampu. Kalau memang serius PLN harus ditarik sampai pantai jadi malam ada aktivitas ekonomi. Saya minta Bu Badingah ngejar saya bukan saya ngejar Bu Badingah," ujarnya.
Sultan menambahkan dalam perencanaan pembangunan pengembangan wisata di Jogja perlu diperhatikan kebersihan dan kesadaran lingkungan. Khususnya dalam pembangunan wisata di kawasan pantai. Pemda sendiri sudah mengatur pembangunan wisata di batas 150 meter dari bibir pantai. Hal ini demi memudahkan kontrol dalam menciptakan wisata yang bernasis lingkungan yang bersih dan bebas polutan.
"Jalan (JJLS) itu sampai di Bantul dimana aktivitas pembangunan ada di utara jalan itu karena kita tidak ingin laut dikuasai investor tapi publik. Kami punya harapan memudahkan kami kontrol kebersihan untuk bicara lingkungan. Harapan saya bisa dijaga ketertiban lingkungan dari polusi yang tidak bisa kami kontrol," ujarnya.