Liputan6.com, Ontario - Dengar pendapat di parlemen Kanada heboh. Hal itu terjadi setelah anggota parlemen Konservatif, Michelle Rempel menggunakan makian kentut di dalam ruangan.
Rempel menuduh pemerintah memperlakukan "Provinsi Alberta seperti kentut dalam ruangan" terkait dengan kesempatan kerja. Akibat dari itu, pemimpin Green Party, Elizabeth May keberatan.
Advertisement
Tapi bukan tudingan Rempel yang membuat gundah May. Demikian dikutip dari BBC, Minggu (20/11/2016).
"Saya mendengar sebuah kata yang tidak pantas diucapkan dalam parlemen, dan saya pikir dia mau menariknya kembali," kata May.
"Kata itu adalah f-a-r-t (alias kentut)," lanjutnya dengan sengaja mengeja kata itu.
Sementara itu, Rempel, yang telah mewakili Calgary Nose Hill sejak 2011, marah ketika dikritik oleh May.
"Apakah rekan saya benar-benar serius? Saya hanya memberi pidato berapi-api tentang kondisi lapangan pekerjaan di Alberta, dan itu yang pemimpin partai politik perkarakan? Tidak, saya tidak menarik kata saya," ujar Rempel.
Namun, May tak kalah ketusnya.
"Sopan santun itu penting, dan saling menghormati juga penting di ruangan ini," umpat May.
Tak disangka, perdebatan 'sopan santun' dianggap lucu oleh para netizen. Terlebih, mengingat kondisi negara tetangga yang penuh dengan retorika kekerasan, seksi dan rasis dari presiden terpilih mereka, Donald Trump.
"Sementara seluruh mata sedang memandang runtuhnya kekuatan sipil dan politi di AS, sebuah kematian diam-diam yang penuh skandal terjadi di Kanada," kata Josh Greenberg, direktur sekolah jurnalis di Kanada dalam Twitternya.
Sementara akun @EquiSport menulis, "dear teman Amerika, kalian pikir kalian punya masalah? Di sini, di Kanada, kami berdebat kata 'kentut'."
Umpatan jorok dan kasar kerap terdengar di parlemen Kanada. BBC mencatat setidaknya, pernah ada kata-kata 'tak pantas' terlontar dari mulut anggota parlemen. Misalnya pada 1967, 'bokong Pompous' pernah diucapkan. Tahun 1966, kalimat 'sick animal' dan Kanada Mosulini juga pernah terlontar.