Liputan6.com, Jayapura - Bank Indonesia (BI) perwakilan Papua mengklaim peredaran uang palsu meningkat jelang pemilihan kepada daerah (pilkada) di Papua.
Kepala Bank Indonesia perwakilan Papua, Joko Supratikto menyebutkan walau jumlahnya tak sebanyak daerah lain, peningkatan uang palsu tahun ini di Papua meningkat tajam yakni hampir 200 persen.
Advertisement
"Tahun lalu hanya ada 23 lembar uang palsu pecahan Rp 100 ribu. Namun tahun ini hingga Oktober sudah 62 lembar uang pecahan Rp 100 ribu," jelas Joko, Minggu (20/1/2016).
Data BI Papua, jumlah uang pecahan yang paling banyak dipalsukan adalah uang pecahan Rp 50 ribu dan Rp 100 ribu.
"Paling banyak ditemui di Kota Jayapura. Ada dugaan karena aktivitas masyarakat maupun kegiatan lainnya menumpuk di ibu kota provinsi ini," kata dia.
Pemalsuan uang ini, kata Joko, beberapa di antaranya dicetak dengan sistem yang canggih hingga dicetak dengan cara yang sederhana dengan printer warna.
"Ada yang lebih canggih, dalam uang palsu itu diberikan benang pengaman dan jika diterawang tetap ada gambar air. Tetapi ada juga uang palsu yang beredar ini hanya dicetak dengan printer dan bernomor seri kembar. Kami berharap masyarakat berhati-hati akan peredaran uang palsu," jelas Joko.
Pilkada serentak 2017 di Provinsi Papua diikuti oleh 11 kabupaten/kota. Yakni Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura, Nduga, Kepulauan Yapen, Tolikara, Dogiyai, Lanny Jaya, Intan Jaya, Sarmi, Puncak Jaya dan Mappi.