Liputan6.com, Gunungkidul - Warga Dusun Sokoliman II, Bejiharjo, Karangmojo, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, menemukan benda purbakala berupa menhir raksasa sepanjang lebih dari tiga meter. Menhir atau batu pemujaan yang biasa digunakan masyarakat sebelum mengenal agama ini ditemukan di areal pemakaman Sokoliman.
Juru Kunci Makam Sokoliman, Parjio (50), mengatakan, benda purbakala itu ditemukan warga pada akhir September lalu. Saat itu, petugas menggali untuk penguburan warga. Baru digali sedalam 30 centimeter, petugas menemukan menhir tersebut.
Setelah diangkat, batu tersebut ternyata memiliki panjang 2,82 meter. Namun saat tanah digali kembali, warga menemukan lagi potongan menhir dengan panjang 75 cm dengan diameter hampir semeter. Warga lalu menyerahkan penemuan ini ke Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Yogyakarta
"Menhir itu kata Pak Sugito petugas BPCB, paling besar sampai saat ini yang ditemukan di Gunungkidul, meski untuk tinggi masih kalah dengan yang di Bleberan," ucap Parjio, Minggu, 20 November 2016.
Menhir saat ini masih diletakkan di sekitar lokasi Situs Sokoliman untuk diamankan dan dibungkus plastik transparan untuk mengurangi kerusakan.
Baca Juga
Advertisement
Adapun Yanto, tokoh masyarakat setempat mengatakan, tempat penemuan menhir ini dikenal sebagai pemakaman yang angker dan cukup dikeramatkan. Warga mempercayai di lokasi itu ada kuburan sebagai sesepuh dusun tersebut.
"Di sana ada makam sesepuh desa dan memang dianggap angker," tutur dia.
Yanto menceritakan, di wilayahnya banyak ditemukan benda purbakala. Ia teringat sekitar tahun 1975 banyak ditemukan menhir di lapangan sepak bola. Saat itu, warga kembali mengubur benda tersebut.
"Iya dulu waktu saya masih remaja banyak ditemukan saat membangun lapangan, tetapi karena warga takut kualat warga tidak berani memindahkan," ujar dia.
Sementara, Kepala Seksi Perlindungan Pengembangan dan Pemanfaatan, Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Yogyakarta, Wahyu Astuti menjelaskan menhir yang ditemukan warga dengan ketinggian sekitar empat meter itu diperkirakan usianya 2.000 tahun sebelum Masehi.
Menhir pada masa itu digunakan masyarakat untuk berdoa atau penyembahan. Selain itu, menhir juga digunakan untuk patok batas sebuah wilayah kekuasaan. "Pada masa sebelum agama, menhir digunakan untuk pemujaan ataupun patok dari daerah kekuasaan," kata Wahyu.
Wahyu menjelaskan di Gunungkidul banyak ditemukan berbagai benda purbakala yang diperkirakan sudah ada jauh sebelum masa sejarah. Seperti di Gua Braholo, Desa Semugih, Rongkop, ditemukan kerangka manusia dan aneka barang-barang yang digunakan pada masa 4.000 tahun sebelum Masehi.
Hal ini jauh berbeda dengan sejarah peradaban yang lain di wilayah Yogyakarta seperti Candi Prambanan yang dibangun baru pada abad IX Masehi. "Jadi intinya (penemuan itu) mengindikasikan Gunungkidul merupakan pusat beradaban tertua di DIY," Wahyu Astuti memungkasi.