Liputan6.com, Jakarta - Hujan deras disertai angin kencang kerap mengguyur wilayah Jakarta. Ibu Kota pun sering dilanda banjir parah. Warga Jakarta pun berharap pemimpinnya bisa mengatasi masalah yang jadi momok tahunan ini.
Demi tak ada banjir di masa depan, warga Jakarta pun harus jeli dan wajib membandingkan program para calon gubernur dan wakil gubernur di Pilkada DKI 2017 dalam mengatasi bencana tahunan ini. Intip program yang mereka tawarkan untuk mengatasi banjir Jakarta ini:
Advertisement
1. Agus-Sylvi
Permasalahan banjir di Jakarta menjadi perhatian Agus Yudhoyono. Bahkan dalam visi misinya disebutkan mengatasi banjir masuk dalam program unggulan pasangan Agus Yudhoyono-Sylviana Murni.
"Bagi saya adalah sekarang mencari bagaimana solusi yang efektif. Dan di sini diperlukan leadership dan manajemen yang efektif pula. Komunikasi harus dilakukan dengan baik," ujar Agus.
Beberapa cara yang akan dilakukan Agus untuk mengatasi banjir adalah dengan meningkatkan kualitas dan fungsi saluran dan drainase perkotaan. Kemudian meningkatkan kualitas normalisasi bantaran, saluran sungai, waduk, dan situ.
2. Ahok-Djarot
Calon gubernur dan wakil gubernur petahana ini tak perlu susah meyakinkan warga untuk percaya padanya dalam mengatasi banjir. Saat ini sudah banyak wilayah Jakarta yang terbebas dari banjir.
Namun Ahok menyadari masih banyak wilayah Jakarta yang tergenang banjir saat musim hujan. Misalnya, Mampang dan Jagakarsa. Bagaimana Ahok mengatasi masalah ini?
"Intinya, kami butuh banyak lahan kosong supaya alat-alat berat bisa masuk ke dalam dan melakukan pengerukan di Kali Baru. Selama ini, alat-alat berat tidak bisa menjangkau hingga ke dalam, daerah hunian warga," kata pria bernana lengkap Basuki Tjahaja Purnama itu.
Lebih lanjut, calon gubernur nomor urut 2 itu mengungkapkan, apabila lahan kosong dapat dibeli, kali dapat dikeruk dan tidak banjir lagi, maka rumah-rumah warga tidak perlu dibongkar.
"Kalau kami bisa keruk Kali Baru, kemudian sekaligus kami bangun embung, berarti rumah-rumah warga yang ada di kawasan ini (Jagakarsa) tidak perlu dibebaskan," ungkap Ahok.
Selanjutnya
3. Anies-Sandi
Pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno menilai penanganan banjir di DKI sejauh ini belum optimal. Hal itu terlihat dari serapan anggaran penanggulangan banjir yang sampai saat ini masih di bawah 50 persen.
"Jadi efektifitas programnya harus ditingkatkan, bukan program baru. Yang saya ingin lakukan yakni mengoptimalkan program itu," kata Anies.
Selain itu, mereka juga ingin memperbaiki sistem pengelolaan air terkait penanganan banjir di Ibu Kota.
"Sekarang sudah bagus, tapi perlu ditingkatkan. Sistem pengelolaan air itu, mulai tanggul, reservoar harus ditingkatkan kembali," kata Sandiaga.
Sandi mengatakan, hujan yang turun harus dimanfaatkan. Di kota-kota besar di dunia, kata dia, semua punya sistem kelola mulai dari air yang digunakan warga dan untuk hal lainnya. Dia berjanji akan mengalokasikan anggaran lebih untuk tata kelola air.
"Kita akan investasi besar-besaran di sistem pengelolaan air. Jadi DKI ke depan bisa memanfaatkan hujan yang turun," ujar dia.
Sandiaga Uno menilai, pelibatan masyarakat dalam penanganan banjir juga perlu dilakukan. Sandi mengakui, masih banyak masyarakat yang belum sadar dengan membuang sampah pada tempatnya.
Padahal, hal tersebut merupakan salah satu faktor yang membuat terjadinya banjir. Proses pelibatan masyarakat ini penting untuk dilakukan.
"Kami berharap warga Jakarta menjadi partisipasi aktif dalam program pengendalian banjir ini," kata Sandi.