PM Belanda ke RI Bahas Kapal PD II Hilang? Ini Kata Menlu Retno

Belanda meminta tanggung jawab Indonesia atas hilangnya bangkai kapal perang dunia II milik Belanda di perairan laut Jawa.

oleh Ahmad Romadoni diperbarui 21 Nov 2016, 17:37 WIB

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Luar Negeri Retno Marsudi bertemu dengan Presiden Jokowi. Pertemuan itu membahas rencana kunjungan Perdana Menteri Belanda, Mark Rutte ke Indonesia.

Retno menjelaskan, Rutte akan menjalani berbagai kegiatan selama di Indonesia. Termasuk bertemu dengan Presiden Jokowi pada Rabu 23 November. Pertemuan itu terkait pengembangan kerja sama ekonomi.

"Nah kedatangan atau kunjungan PM Belanda ini diikuti 3 menteri, termasuk menteri perdagangan dan kerja sama pembangunan, menteri yang bertanggung jawab di bidang infrastruktur, dan juga diikuti oleh sekitar 200 pengusaha. Jadi akan ada banyak kegiatan yang sifatnya bisnis. Sebagaimana diketahui Belanda salah satu mitra utama kita di Eropa," jelas Retno di Istana Negara, Senin (21/11/2016).

Peningkatan kerja sama ini sangat wajar bila melihat rekam jejak Indonesia dengan Belanda. Kemitraan yang terjadi di bidang perdagangan, investasi, dan pariwisata sangat kuat.

Hubungan Indonesia dengan Belanda memang sedang diuji.

Belanda meminta tanggung jawab Indonesia atas hilangnya bangkai kapal perang dunia II milik Belanda di perairan laut Jawa. Hanya saja, Retno memastikan pertemuan ini akan fokus pada pertumbuhan ekonomi.

"Jadi fokus dari para pendamping yang akan ikut baik menteri, para pengusaha maka jelas bahwa fokus perhatian utama atau prioritas dari kunjungan ini adalah di bidang ekonomi. Ekonomi, investment dan pariwisata," imbuh Retno.

Dalam pertemuan ini juga akan didalami lisensi FLEGT (Forest Law Enforcement, Governance and Trade) yang sudah dijalankan pada 15 November. Dengan adanya lisensi ini, produk kayu asal Indonesia yang masuk wilayah ini Uni Eropa tidak lagi menjalani pemeriksaan di pelabuhan-pelabuhan di Eropa.

"Ini merupakan suatu nilai kompetitif yang dimiliki produk kayu Indonesia untuk masuk pasar Uni Eropa dan kita juga berpikir lebih jauh lagi, di saat standar Uni Eropa sudah kita bisa jalankan maka ini akan memudahkan kita melakukan ekspansi produk-produk serupa ke wilayah lain. Itu salah satu yang akan dibahas Presiden dengan PM," tutur Retno.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya