Liputan6.com, Jakarta - Dua WNI kembali diculik di Perairan Sabah, Malaysia. Menteri Luar Negeri Retno Marsudi langsung berkomunikasi dengan otoritas Malaysia dan Filipina. Selain Menlu Malaysia, dia juga sudah berbicara dengan penasihat Presiden Filipina Rodrigo Duterte.
Retno menjelaskan, Indonesia meminta kedua negara tersebut lebih serius dalam menjaga keamanan perairan masing-masing. Sehingga kesepakatan yang sudah terjalin antara ketiga negara bisa berjalan dengan baik.
Advertisement
"Saya tidak akan habis atau berhenti meminta perhatian mereka karena isu inilah yang saya bawa pada saat saya berkunjung terakhir ke Kuala Lumpur kemudian ke Kota Kinabalu dan ke Sandakan," jelas Retno di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (21/11/2016).
Pada kesempatan berkunjung ke beberapa lokasi di Malaysia, Retno sempat bertemu dengan anak buah kapal di sana. Rupanya, 80 persen dari ABK atau nelayan yang mencari ikan di wilayah Sabah dan sekitarnya itu adalah nelayan Indonesia.
"Saya sudah sampaikan semua laporan kepada Bapak Presiden dan saya juga tekankan mengenai pentingnya bagi pemerintah dan otoritas Malaysia untuk dapat meningkatkan keamanan di wilayah air mereka," tutur Retno.
Kesepakatan ini sudah sangat jelas. Dan kerja sama itu sudah dibicarakan dan disepakati sejak Mei 2016 lalu di Yogyakarta.
"Hal yang sama saya sampaikan juga kepada advisor Presiden Duterte mengenai masalah keamanan. Jadi kita tetap akan terus bekerja dan kita akan menyampaikan concern yang sama," pungkas Retno.
Sebelumnya, sejumlah WNI dilaporkan kembali diculik kelompok bersenjata di dekat perairan Sabah.
"Ya kami dapat info itu pada tanggal 19 November, malam hari sekitar pukul 21.00. Bahwa ada 2 WNI pelaut yang kembali diculik di sekitar laut Sabah," sebut Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Arrmanatha Nasir di kantor Kemlu.