Diperiksa soal Pengadangan Kampanye, Djarot Jawab 17 Pertanyaan

Djarot menceritakan, dirinya berusaha mengajak dialog pihak yang mengadangnya. Isi dialog tersebut juga dituangkan dalam BAP hari ini.

oleh Nafiysul Qodar diperbarui 21 Nov 2016, 20:03 WIB

Liputan6.com, Jakarta - Calon Wakil Gubernur DKI nomor urut dua Djarot Saiful Hidayat memenuhi panggilan penyidik Subdit Kamneg Ditreskrimum Polda Metro Jaya. Djarot diperiksa sebagai saksi dalam kasus pengadangan saat dirinya berkampanye di Kembangan Utara, Jakarta Barat.

Djarot yang menjalani pemeriksaan selama 2,5 jam mengaku mendapatkan 17 pertanyaan dari penyidik. Pertanyaan tersebut terkait kronologi pengadangan yang dilakukan sekelompok orang saat kampanye Pilkada DKI Jakarta 2017.

"Waktu di-BAP (berita acara pemeriksaan) ada 17 pertanyaan yang menyangkut kronologi pengadangan, termasuk juga ditunjukkan seseorang yang mengaku sebagai komandannya waktu saya ajak dialog," ujar Djarot di Mapolda Metro Jaya, Senin (21/11/2016) malam.

Djarot menceritakan, dirinya berusaha mengajak dialog pihak yang mengadangnya. Isi dialog tersebut juga dituangkan dalam BAP hari ini.

"Saya sudah jelaskan kronologi dialog saya dengan komandannya itu. Biar nanti diproses penyidik," tutur dia.

Aksi Terorganisasi

Djarot juga mengaku menaruh curiga bahwa aksi pengadangan tersebut sudah terencana dan terorganisasi dengan baik. Apalagi massa tersebut terus mengikuti rombongan Djarot dari satu tempat ke tempat lain di wilayah Kembangan Utara. Aksi juga dipimpin oleh seorang koordinator lapangan.

"Kalau terorganisasi sebetulnya tergantung pihak penyidik. Kalau (dibilang) tidak terorganisasi kan susah ya, karena sekelompok orang itu ternyata mengikuti saya ketika kami berdialog dan silaturahmi ke Pak Haji Saman," kata Djarot.

Djarot melanjutkan, meski telah diadang aparat kepolisian, massa masih terus melakukan orasi dan meneriakinya dari jarak 20 meter. Namun Djarot tetap melanjutkan kegiatannya bertemu dengan warga setempat.

"Sebetulnya warga yang kami kunjungi itu tidak ada yang menolak. Mereka senang dan menerima kehadiran kita," ucap Djarot.

"Tetapi saat kita berpindah ke tempat lain datanglah sekelompok orang yang kami duga sebagian dari mereka bukan warga di sana. Jadi kalau gitu ada upaya-upaya kesengajaan," kata dia.

Mantan Wali Kota Blitar itu menegaskan, pihaknya tidak mengenal pimpinan massa penolak itu. Juga tidak mengenal massa yang dikerahkan untuk menolak dirinya.

"Saya sama sekali tidak kenal sama orang tersebut, termasuk juga tidak ada yang kenal dengan sekelompok orang yang teriak-teriak dan mengadang saya," pungkas Djarot.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya