Liputan6.com, Jakarta Bermunculannya pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) diharapkan dapat bisa menjadi pendorong pertumbuhan perekonomian. Namun memang, untuk mendorong perkembangan sektor UMKM tak mudah, ada banyak yang perlu ditingkatkan salah satunya adalah metode pemasaran.
Ketua kelompok Kerja Ekonomi Kreatif Komite Ekonomi Industri Nasional (KEIN) Irfan Asy'ari Sudirman Wahid atau lebih dikenal dengan Ipang Wahid menjelaskan, salah satu cara pemasaran modern yang bisa dijalankan oleh UMKM adalah teknik kreatif digital.
Ipang melanjutkan, kunci kesuksesan pemasaran dan distrubusi iklan dengan menekankan pentingnya cerita dalam iklan tersebut dan penguatan perbandungan dan copy writing yang menarik dalam memproduksi iklan seperti melalui humor dan cara lainnya.
Baca Juga
Advertisement
"Selain itu dalam penentuan branding jangan asal main klaim bahasa atau slogan, tapi tentukan dulu DNA dari perusahaan yang akan diangkat," jelas dia kepada para pelaku UMKM dan mahasiswa S1 dan S2 Universitas Andalas, Padang dalam acara Kuliah Umum terbuka dengan tema Peranan Integrated Marketing Comunication di Era Digital, seperti dikutip dari keterangan tertulis, Senin (21/11/2016).
Sekretaris Jurusan Magister Manajemen Universitas Andalas Padang Sari Lenggogeni menambahkan, dewasa ini diharapkan UMKM baru terus muncul dan berkembang menjadi pusat kekuatan ekonomi dan penyerap tenaga kerja.
Menurutnya, sudah saatnya anak anak muda dan mahasiswa berpikir untuk menjadi pengusaha dengan membuka lapangan pekerjaan, bukan lagi berbondong bondong melamar pekerjaan menjadi karyawan.
Kuliah umum ini merupakan kerja sama antara Universitas Andalas dengan Mitra Kerinci RNI Group dan Semen Padang, dua BUMN yang memiliki perhatian terhadap pengembangan UMKM.
Menurut CEO Mitra Kerinci Yosdian Adi, creative digital comunication juga diperlukan dalam pemasaran produk korporasi. Sejalan dengan bisnis Mitra Kerinci sebagai pengelola perkebunan teh. Yosdian berpendapat sudah saatnya pemasaran teh juga mendekatkan pada konsep creative digital agar teh tidak lagi identik sebagai minuman gratis di rumah makan ataupun minuman orang orang tua jaman dulu.