Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksi variatif pada perdagangan saham Selasa (22/11/2016). Analis PT Reliance Securities Lanjar Nafi mengatakan, IHSG diperkirakan akan berada pada support 5.100 dan resistance pada level 5.175.
Lanjar menjelaskan, IHSG ditutup melemah pada awal pekan ini. Pada penutupan kemarin, IHSG turun sebanyak 21,79 poin atau sebanyak 0,42 persen ke level 5.148,32.
Tekanan pada IHSG dipicu oleh kenaikan utang luar negeri Indonesia. Investor asing pun melakukan aksi jual bersih Rp 143,28 miliar.
Baca Juga
Advertisement
"Rilisnya data pertumbuhan utang luar negeri Indonesia di level 7,8 persen menjadi sentimen negatif sehingga investor memilih mewaspadai risiko yang timbul terhadap perekonomian nasional di awal pekan meskipun menurut BI pertumbuhan utang luar negeri Indonesia tergolong cukup sehat," kata dia di Jakarta, Selasa (22/11/2016).
Sementara, Bursa Asia ditutup variatif. Pergerakan Bursa Asia ditopang oleh pelemahan nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS).
"Bursa Asia mengawali pekan dengan ditutup bervariasi. Bursa Jepang memimpin pergerakan di saat data aktivitas impor meningkat yang membuat pelemahan pada nilai tukar yen sehingga memicu pembelian aset ekuitas. Nilai tukar doalr AS pun tertekan seiring naiknya harga minyak dunia hingga 1,4 persen. Optimisme investor menyambut pertemuan OPEC pekan depan di Wina menjadi faktor utama penguatan harga minyak," jelas dia.
Lanjar merekomendasikan saham PT Astra Internasional Tbk (ASII), PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP), PT Kalbe Farma Tbk (KLBF), PT Semen Indonesia Tbk (SMGR), PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR).
PT Sinarmas Sekuritas memperkirakan laju IHSG variatif. Adapun ruang gerak IHSG di support 5.132 dan resistance 5.174.
Sinarmas Sekuritas memilih PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), PT Astra International Tbk (ASII), PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA). (Amd/Gdn)