Liputan6.com, Tokyo - Gempa dengan kekuatan 7,4 skala Richter (SR) mengguncang timur laut Jepang, dekat Prefektur Fukushima pada pukul 06.00 waktu setempat, Selasa 22 November 2016.
Sementara, Badan Survei Geologi AS (USGS) menyebut, kekuatan gempa mencapai 7,3 SR, sebelum akhirnya menurunkan ke angka 6,9 SR.
Seperti dikutip dari BBC, lindu terjadi pada kedalaman sekitar 25 kilometer. Badan Meteorologi Jepang segera mengeluarkan peringatan tsunami. Gelombang dengan ketinggian hingga 3 meter diperkirakan bisa saja terjadi.
Peringatan tsunami dikeluarkan untuk Prefektur Fukushima yang pada 2011 lalu menjadi wilayah terdampak bencana tsunami parah yang memicu krisis nuklir terbesar di Jepang pasca-Perang Dunia II.
Tokyo Electric Power segera mengecek PLTN Fukushima Dai-ichi setelah guncangan dirasakan kuat di wilayah Fukushima.
Sementara itu dari Tokyo, Kepala Sekretaris Kabinet, Yoshihide Suga, dalam konferensi pers mengatakan, sistem pendingin air di reaktor ketiga di PLTN Fukushima berhenti bekerja. Sejauh ini belum ada kenaikan temperatur dan keanehan lain di fasilitas nuklir tersebut.
Operator di PLTN yang luruh akibat gempa 2011 itu kemudian mengatakan, mereka telah menyalakan kembali sistem pendingin.
Peringatan tsunami juga dikeluarkan untuk Prefektur Miyagi, di mana gelombang setinggi 1,4 meter teramati di Pelabuhan Sendai.
Dampak dan korban akibat gempa Selasa ini belum diketahui pasti, tapi dilaporkan sejumlah warga mengalami luka ringan.
Guncangan atau tremor juga dirasakan di Tokyo. Sejumlah warga yang tinggal di wilayah pesisir segera dievakuasi. Kapal-kapal juga teramati bergerak menjauh dari pelabuhan di Prefektur Fukushima.
Sejauh ini, gelombang setinggi 60 cm teramati di Pelabuhan Onahama di Fukushima, demikian dilaporkan NHK Jepang.
Advertisement
"Tolong, jangan berpikir bahwa Anda aman. Pergilah ke tempat yang lebih tinggi," demikian pengumuman yang disampaikan NHK,
Gelombang setinggi 90 cm terbentuk akibat gempa di Soma. Namun, peringatan kemungkinan gelombang besar tetap berlaku.
Media setempat melaporkan, tsunami diperkirakan akan menerjang berulang kali. Mereka juga memperingatkan penduduk setempat untuk tidak meninggalkan tempat penampungan sampai peringatan bahaya dicabut.
Jepang adalah negeri rawan gempa. Setidaknya 50 orang tewas dalam dua gempa di Prefektur Kumamoto selatan pada April 2016.
Sementara, lebih dari 18 ribu tewas atau dilaporkan hilang menyusul gempa 9 SR di Fukushima pada 2011.