Liputan6.com, Jambi - Sudah lima hari terakhir Gunung Kerinci di Kabupaten Kerinci, Jambi, terus mengeluarkan asap hitam diiringi abu vulkanik. Kondisi itu menyebabkan pertanian warga menjadi rusak.
Hilal (40), salah seorang warga Kecamatan Gunung Tujuh, Kabupaten Kerinci mengatakan, daun tanaman kentang miliknya lama-lama menjadi layu menguning diduga akibat terkena abu vulkanik Gunung Kerinci.
"Bahkan, sebagian ada yang mati," kata Hilal saat dihubungi dari Jambi, Selasa (22/11/2016).
Tak hanya abu, Hilal juga sudah mencium bau belerang yang cukup kuat sejak Senin kemarin. Bahkan, kata dia, beberapa warga sudah ada yang menggunakan masker saat beraktivitas di luar rumah.
"Ya karena debu banyak jadi pakai masker," kata Hilal.
Sebelumnya, Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho mengeluarkan peringatan status waspada di gunung setinggi 3.805 mdpl itu.
"PVMBG (Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi) sudah menaikkan statusnya menjadi waspada sejak 18 November 2016," kata Sutopo.
Atas kondisi itu, BNPB mengimbau agar warga tidak mendekati kawah di puncak Gunung Kerinci dengan jarak minimal 3 kilometer. Para pendaki juga dilarang mencapai puncak gunung tertinggi di tanah Sumatera itu.
Himbauan juga dikeluarkan Kementerian Perhubungan. Direktur Navigasi Penerbangan Kemenhub Novie Riyanto Rahardjo mengatakan erupsi Gunung Kerinci berdampak pada ATS routes W11.
Para pilot disarankan untuk terbang dengan ketinggian minimum 15.000 feet (kaki). "Kalau di atas itu, aman," ucap Novie.
Novie menyebutkan, di sekitar kawasan Gunung Kerinci terdapat dua bandara, yakni Bandara Muarabungo, di Kabupaten Bungo berjarak 77,7 kilometer dari Gunung Kerinci, dan Bandara Depati Parbo di Kabupaten Kerinci yang hanya berjarak 14 kilometer dari Gunung Kerinci.
Advertisement