Liputan6.com, Jakarta - Kapolri Jenderal Tito Karnavian mencium adanya indikasi upaya makar dari sekelompok orang pada aksi Jumat 25 November nanti. Berdasarkan informasi intelijen, massa akan menduduki gedung parlemen.
Namun pernyataan jenderal bintang empat itu dianggap sebagian pihak justru memicu kegaduhan nasional. Polri pun merespons reaksi pihak-pihak yang keberatan dengan pernyataan Kapolri itu.
Advertisement
"Silakan saja kalau mau pendapat (pernyataan Kapolri memicu kegaduhan), silakan saja," ujar Karo Penmas Divisi Humas Mabes Polri Kombes Rikwanto di kantornya, Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan, Selasa (22/11/2016).
Rikwanto menjelaskan, pernyataan Kapolri bukan keluar tanpa dasar. Mantan Kapolda Metro Jaya itu menerima sejumlah laporan dari intelijen Polri dan TNI tentang adanya sinyal kuat upaya makar pada 25 November 2016.
"Yang disampaikan Bapak Kapolri tentang indikasi adanya upaya makar dalam demo, tentunya ada informasi yang masuk. Sudah dikaji, sudah didalami, tentunya pernyataan itu dikeluarkan dari hasil kajian mendalam," ungkap dia.
Namun begitu, polisi tidak dapat menyampaikan isi informasi intelijen itu ke publik. Informasi-informasi itu hanya untuk bahan kajian kepolisian.
Polisi bersama TNI juga telah memiliki sejumlah persiapan untuk melawan upaya makar dan memecah belah NKRI. Polisi tidak akan mentolerir pihak-pihak yang berupaya menggulingkan kekuasaan yang konstitusional.
"Siapa pun dia, bahasanya itu yang melakukan makar kita lakukan tindakan hukum," kata Rikwanto.