Liputan6.com, Jakarta Partai Persatuan Pembangunan (PPP) mengusung pasangan Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni dalam Pilkada DKI 2017 mendatang. PPP yang merupakan partai pendukung pemerintah ini dianggap tak sejalan dengan pilihan PDIP yang menyokong Ahok-Djarot.
Lantas, bagaimana tanggapan Presiden Jokowi dalam menanggapi pilihan partai pendukungnya itu?
Advertisement
"Itu haknya partai. Haknya dari PPP. Saya enggak mau ikut-ikut. Di situ, enggak mau ikut di situ," ujar Jokowi usai bertemu Ketua Umum PPP Romahurmuziy di Istana, Jakarta, Selasa (22/11/2016).
Sementara itu, Ketua Umum PPP Romahurmuziy menyatakan, setiap partai memiliki mekanismenya sendiri dalam mengambil keputusannya di pilkada. Adapun Pilkada DKI, kata dia, merupakan satu dari 101 pilkada yang akan digelar.
Dia menuturkan di sejumlah daerah PPP bergandengan tangan dengan partai-partai pendukung pemerintah. Itu merupakan hal wajar dalam dunia demokrasi.
"Di banyak tempat kami juga bersama sama dengan partai koalisi Nasional lainnya seperti di Banten kami bersama PDIP dan Nasdem, berbeda dengan Golkar yang punya calon sendiri. Di Gorontalo kami punya calon sendiri dengan PDI-P dan Golkar. Di bangka, kami punya calon sendiri, PDI-P punya calon sendiri," terang dia.
"Itu dinamika lokal yang tak terhindarkan," imbuh Romahurmuziy yang duduk di sebelah kiri Jokowi.
Yang pasti, ujar Romi, PPP berkomitmen untuk tetap mendukung pemerintahan Jokowi-JK hingga tuntas. Tak akan ada tarikan dukungan di tengah jalan.
"PPP punya komitmen bersama dengan pemerintah sampai 2019 akan datang. Solid, tidak ada perubahan apa pun," ujar pria yang akrab disapa Romi tersebut.