Liputan6.com, Jakarta Tidur cukup sangat dianjurkan untuk setiap orang karena bisa membuat tubuh rileks dan mengembalikan energi setelah lelah beraktivitas seharian. Namun, tak sedikit orang yang merasakan sakit di seluruh tubuh setelah bangun tidur.
Masalahnya, ini tidak hanya karena salah posisi atau salah menggunakan bantal. Ternyata, tubuh kita menekan peradangan saat tidur. Inilah yang menyebabkan rasa sakit atau nyeri lebih buruk ketika kita bangun dan peradangan itu sendiri.
Advertisement
Para peneliti dari University Manchester memeriksa sel-sel manusia dan tikus dengan penyakit radang sendi. Pasien dengan radang sendi telah lama mengetahui gejala yang terjadi sepanjang hari, terutama kekakuan pada sendi setelah bangun tidur.
Kemudian, pada tikus percobaan, peneliti menemukan ketika tikus terkena cahaya yang konstan, cakar mereka lebih bengkak dan ada tingkat yang lebih tinggi dari tanda peradangan dalam darah. Sedangkan, dalam kegelapan, tanda-tanda peradangan itu menurun dan kemudian meningkat lagi di pagi hari.
Penulis studi Julie Gibbs menjelaskan, protein yang sangat spesifik dalam sel kita mengatur detak ritme sirkadian tubuh. Ritme sirkadian adalah proses biologis yang berpatokan pada siklus 24 jam atau siklus pagi-malam yang mempengaruhi sistem fungsional tubuh manusia.
Tampaknya, salah satu protein yang terlibat di dalam jam kerja tubuh yang disebut cryptochrome. Ini diketahui juga dapat mempengaruhi peradangan, dikutip dari laman New York Post, Selasa (22/11/2016).
Dengan penelitian yang lebih lanjut, dia percaya ahli bisa membantu memprediksi atau mengembangkan pengobatan untuk mengatasi protein ini sehingga dapat mengurangi peradangan dalam tubuh manusia.
Sementara itu, sangat penting untuk mengetahui ritme sirkadian yang dapat mempengaruhi nyeri. Salah satu hal mudah untuk mengatasi nyeri adalah mengubah kebiasaan tidur Anda. Cobalah untuk mengatur waktu tidur Anda lebih konsisten dan teratur, termasuk pada akhir pekan.