Liputan6.com, New York City - Sebuah gedung kokoh yang berdiri di jantung kota New York, Long Lines Building yang digunakan oleh perusahaan AT&T, membuat orang yang melihatnya bertanya-tanya. Pasalnya, bangunan tersebut tak memiliki kaca.
Pada malam hari, gedung yang tak memiliki lampu pencahayaan luar itu tampak seperti bayangan dan melebur dengan kegelapan di sekitarnya. Tak mengherankan, jika orang-orang bertanya-tanya soal misteri yang terdapat di gedung tersebut.
Namun sebuah laporan dari The Intercept, mengungkap rahasia di balik gedung Long Lines Building.
Baca Juga
Advertisement
Menurut pembocor data rahasia Amerika Serikat Edward Snowden,menyebut bahwa gedung itu merupakan pusat kegiatan intelijen di Manhattan yang terkait dengan Badan Keamanan Nasional AS (NSA).
Bukan cuma itu. Dalam laporannya, Snowden juga mengatakan bahwa pernah terjadi ledakan atom di dalam gedung tersebut. Namun, gedung itu tidak runtuh karena begitu kuatnya fondasi serta tembok yang ada di sana.
Di dalam gedung tersebut, AT&T mempunyai data 175 juta rekaman telepon sedunia perharinya.
"Pamantauan yang ada di sana, bisa dilakukan untuk menyadap panggilan telepon, fax serta data internet," sebut bocoran data Snowden.
Berdasarkan laporan investigasi, Long Lines Building merupakan pusat spionase yang dilakukan oleh NSA dengan nama kode TITANPOINTE. Di sana miliaran panggilan telepon, fax, dan email "disambut" setiap harinya.
"Nama kode TITANPOINTE muncul puluhan kali dalam dokumen NSA, sering berada di dalam laporan rahasia tentang operasi pengawasan," ujar laporan tersebut.
Dikutip dari News.com.au, Selasa (22/11/2016), menurut co-director dari program kebebasan dan keamanan nasional di Brennan Centre for Justice, Elizabeth Goitein, hal itu merupakan bukti bahwa penyedia layanan komunikasi mau tidak mau menjadi kekuatan pengawasan negara.
Kemitraan AT&T dengan program pengawasan pemerintah AS sudah diketahui secara luas, namun apa yang terjadi di dalam Long Lines Building belum pernah secara resmi diungkap.
Selesai dibangun pada 1974, gedung 29 lantai dengan 3 basement itu dibangun agar kuat menghadapi ledakan atom dan memiliki persediaan makanan untuk 1.500 orang selama dua minggu jika terjadi bencana.
Namun, tujuan utama dibangunnya gedung itu bukan untuk melindungi manusia dari radiasi di tengah terjadi perang nuklir. Gedung pencakar langit itu bertujuan untuk menjaga komputer berkekuatan tinggi, kabel-kabel, dan papan hubung.
Long Lines Building juga merupakan salah satu pusat pengolahan panggilan telepon jarak jauh terbesar di dunia, yang dioperasikan oleh New York Telephone Company.