Liputan6.com, Jakarta - Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon merebut gelar China Open Super Series Premier 2016 pada akhir pekan lalu. Ganda putra Indonesia itu mengalahkan unggulan empat asal Denmark, Mathias Boe/Carsten Mogensen. Mereka menang dua game langsung 21-18 dan 22-20.
Baca Juga
Advertisement
Ini merupakan gelar pertama Kevin/Marcus di level super series premier atau keempat pada tahun ini. Sebelumnya, pasangan peringkat tujuh dunia tersebut memenangkan dua titel super series, yakni India Open Super Series 2016 dan Australian Open Super Series 2016, serta satu gelar grand prix.
"Kami sangat senang bisa jadi juara di sini. Ini merupakan gelar keempat kami tahun ini, setelah dua super series dan grand prix gold," kata Marcus.
Penampilan Kevin/Marcus di China Open mendapat pujian dari Christian Hadinata. "Bagus banget," ujar legenda bulu tangkis ganda putra Indonesian itu kepada Liputan6.com lewat sambungan telepon, Selasa (22/11/2016).
Meski berpostur mungil, Kevin/Marcus mempunyai kecepatan yang dapat merepotkan lawan-lawannya. "Marcus punya smes keras dan punya power, sementara Kevin dengan pukulannya yang tidak terduga," ucap Koh Chris.
"Selain itu, antisipasi Kevin dan Marcus jyga sangat bagus."
Harus Konsisten
Sukses menjadi juara China Open, Kevin/Marcus kini harus sadar tanggung jawab mereka bertambah. Pasangan yang diduetkan sejak Februari 2015 itu kini harus siap menjadi penerus pasangan Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan. Hendra telah mengumumkan mundur dari Pelatnas PBSI mulai Desember mendatang. "Mereka harus terus berprestasi dan konsisten," ujar Koh Chris.
Turnamen seperti All England dan Kejuaraan Dunia akan menjadi ujian bagi Kevin/Marcus selanjutnya. "Harus diuji di situ, kalau bisa melewati dan konsisten, maka prestasi akan meningkat," tuturnya.
Menurut Christian, Kevin dan Marcus kini tak hanya lagi mempersiapkan sisi teknis, tapi juga non teknis, seperti mental bermain. "Mereka harus lebih konsentrasi dan cepat membaca strategi lawan," paparnya.
"Tekanan akan bertambah. Sejauh ini, permainan mereka belum dilihat lawan. Dengan berprestasi, cara bermain mereka kini membuat lawan waspada."
Tradisi Emas Olimpiade
Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan yang diharapkan bisa mengembalikan tradisi emas bulu tangkis di Olimpiade ternyata tak bisa memenuhi harapan. Juara Dunia 2013 dan 2015 itu justru gagal di Olimpiade Rio de Janeiro 2016.
Indonesia terakhir kali meraih medali emas bulu tangkis dari nomor ganda putra pada Olimpiade Beijing 2008. Saat itu, Hendra yang berpasangan dengan Markis Kido mengalahkan jagoan Tiongkok, Fu Haifeng/Cai Yun.
Kini, harapan untuk meraih medali emas di Olimpiade 2020 terbuka lewat Kevin/Marcus Gideon. Belum genap dua tahun dipasangkan, Kevin/Marcus kini sudah dapat bersaing dengan para ganda putra dunia.
Akhir pekan lalu, pasangan peringkat tujuh dunia ini menjuarai China Open Super Series Premier 2016. Ini merupakan gelar level super series premier yang dimenangkan Kevin/Marcus.
"Sedikit lega, ada yang dijagokan untuk Olimpiade 2020," ucap Christian Hadinata.
Legenda bulu tangkis Indonesia itu berharap prestasi yang diukir Kevin/Marcus bisa memotivasi ganda putra Indonesia lainnya. Sebab, menurutnya, Indonesia perlu sedikitnya tiga pasangan ganda putra yang memiliki prestasi dunia untuk bisa meraih emas Olimpiade.
"Tidak cukup satu atau dua, terlalu riskan. Minimal punya tiga pasangan ganda putra yang memiliki prestasi setara," pungkasnya.