Liputan6.com, Jakarta "Saya tidak tahu siapa yang menang, dan tidak mau tahu. Tolong jangan beri tahu."
Begitu lah pesan unik yang terpampang di sebuah note tergantung di dada seorang pria berjanggut putih itu saat melintas di jalanan yang ramai. Namanya Joe Chandler, seniman asal Brunswick, Georgia yang menghabiskan malam pesta pemilihan presiden AS dengan tenang di dalam tidurnya. Ia memilih tidak mendatangi undangan pesta perayaan di malam itu, 8 November 2016. Kala Donald Trump dari Partai Republik dideklarasikan sebagai pemimpian baru negara besar itu.
Advertisement
Media di seluruh penjuru dunia menyiarkan berita tersebut, berhari-hari kemudian, tidak hanya media yang ramai, banyak orang, khususnya warga Amerika sendiri 'bising' merespon hasil pemilihan. Tapi, tidak bagi Joe Chandler.
Dilansir dari Huffingtonpost.com (21/11) hingga dua minggu berselang sejak pemilihan umum, Joe masih tidak mengetahui hasil dari pemilihan.
"Aku diundang ke pesta pemilu hingga tengah malam bersama banyak orang. Tapi saya pikir ada cara lain yang lebih baik (untuk melewatkan malam pemilu)," kata Joe seperti dikutip WAGA-TV.
Akhirnya, Joe memilih pergi ke kamarnya dan tidur. Tanpa mengetahui Trump terpilih menjadi presiden AS. Keesokan harinya ia bangun dengan perasaan yang damai. Ia memutuskan mempertahankan kedamaian tersebut sedikit lebih lama. Caranya?
"Dengan menjauhkan diri dari beragam pertikaian politik dan kebisingan media digital, seperti di pusat badai (tidak terombang-ambing). Rasanya sangat damai berada di tengah ketidaktahuan" Ucap Joe.
Dia menambahkan, baginya tidak sulit menjauhkan diri dari para spoiler karena ia bekerja di rumah, dan ia bisa menjaga diri dari TV, Radio, koran juga social media.
Sesekali saat keluar rumah, ia melakukan hal unik. Dengan headphone di kedua telinga dan sebuah papan kecil di dadanya bertuliskan, 'Aku tidak tahu siapa pemenangnya dan aku tidak mau tahu. Tolong jangan beri tahu aku."
"Orang-orang menghormati pilihanku." ujarnya pada NBC Today Show.
Tapi ia sadar, suatu saat sikap tidak pedulinya akan berakhir, walaupun, dengan bercanda ia berharap mendapatkan kesempatan selama mungkin. "Mungkin saya akan berusaha sampai tahun 2020 (saat pemilu presiden berikutnya). Tapi saya sudah cukup bahagia jika bisa bertahan sampai besok," kata Chandler.