Liputan6.com, New York - Wall Street Kembali mencetak rekor tertinggi pada penutupan perdagangan Selasa (Rabu pagi waktu Jakarta). Seluruh indeks acuan di bursa AS mencatatkan reli dan Dow Jones Industrial Average (DJIA) tembus level 19.000 untuk pertama kalinya.
Mengutip Bloomberg, Rabu (23/11/2016), Dow Jones menguat 67,18 poin atau 0,35 persen ke level 19.023,87. Indeks S&P 500 juga naik 5,57 poin atau 0,25 persen ke angka 2.203,75. Sedangkan indeks Nasdaq melaju 17,49 poin atau 0,33 persen ke angka 5.386,35.
Wall Street memang terus bergerak menguat sejak 8 November lalu sesaat setelah hasil pemilihan presiden di AS terlihat. Kemenangan kandidat dari Partai Republik yaitu Donald Trump atas kandidat dari partai Demokrat yaitu Hillary Clinton mendorong penguatan bursa AS.
Dalam kampanye Trump memang menjanjikan beberapa hal yang mampu mendorong kemajuan dunia usaha. Beberapa janji tersebut adalah memotong pajak sehingga mendorong masuknya dana-dana yang semula parkir di luar negeri.
Selain itu, Trump juga menjanjikan untuk mengeluarkan anggaran yang lebih tinggi untuk pembangunan infrastruktur. Hal ini dinilai oleh sebagian besar ekonom akan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi AS yang selama ini tertekan.
Baca Juga
Advertisement
Di luar itu, Trump juga menjanjikan akan menyederhanakan beberapa aturan di sektor perbankan dan kesehatan.
"Optimisme pelaku pasar kembali muncul karena adanya potensi stimulus fiskal dari belanja infrastruktur dan pemotongan pajak," jelas Kepala Analis Boston Private Wealth, New York, AS, Robert Pavlik kepada Reuters.
Selain sentimen positif dari Trump, kenaikan Wall Street juga didorong oleh ekspektasi pasar akan kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral AS atau The Federal Reserve (the Fed).
Kemungkinan besar the Fed akan menaikkan suku bunga pada Desember nanti hampir 100 persen setelah melihat beberapa data-data ekonomi yang menunjukkan perbaikan.
Pada pekan lalu, Gubernur Bank Sentral AS Janet Yellen mengungkapkan bahwa bahwa the Fed masih pada jalur untuk menjalankan kebijakan pengetatan moneter tetapi dengan tetap mempertimbangkan angka inflasi, jumlah pengangguran dan juga pertumbuhan ekonomi.
"Kami sudah memperkirakan bahwa Wall Street akan kembali menembus rekor dan ternyata memang benar," jelas Analis Deutsche Postbank AG, Bonn, Jerman, Heinz-Gerd Sonnenschein.
"Pertumbuhan ekonomi AS akan mendorong penjualan dari perusahaan-perusahaan yang melantai di bursa sehingga mendorong kenaikan pendapatan," tambah dia. (Gdn/Ndw)