Liputan6.com, London - Harga emas bergerak pada teritori positif pada perdagangan Selasa. Pelaku pasar menunggu hasil keputusan dari rapat Bank Sentral Amerika Serikat (AS)) atau The Federal Reserve (the Fed).
Mengutip The Bullion Desk, Rabu (23/11/2016), harga emas di pasar spot berada pada level US$ 1.218,85 per ounce, naik US$ 3 per ounce jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya. Harga emas bergerak pada kisaran US$ 1.213,75 per ounce hingga US$ 1.221,05 per ounce.
"Harga emas memang terus naik. Namun dengan adanya ekspektasi kenaikan suku bunga the Fed, sulit penguatan harga emas untuk terus berlanjut," tulis ANZ dalam catatannya kepada nasabah.
Baca Juga
Advertisement
Saat ini, investor sedang melihat atau meraba-raba hasil dari keputusan rapat the Fed. Dalam rapat tersebut para gubernur Bank Sentral AS akan memutuskan apakah akan menaikkan suku bunga acuan atau memutuskan untuk menahan suku bunga acuan.
"Jelang rapat tersebut, kemungkinan harga emas akan terkonsolidasi. Harga emas akan tertekan," tulis Commerzbank.
Harga emas turun 5 persen pada bulan ini, dan terus memudar seiring ketidakpastian politik dan meningkatnya harapan bahwa The Federal Reserve akan segera menaikkan suku bunga yang menyeret logam mulia ke level terendah sejak Februari.
Emas memang tidak memberikan imbal hasil apapun selain kenaikan harga. Berbeda dengan instrumen investasi lain yang memberikan imbal hasil (yield) juga selain kenaikan harga.
Di saat suku bunga the Fed naik, maka instrumen investasi lain seperti obligasi lebih menarik perhatian para investor. Oleh karena itu, harga emas diperkirakan akan tertekan karena investor melakukan aksi jual terhadap instrumen emas. (Gdn/Ndw)