Mohammed (15) menjadi seorang mekanik di Rafah, Selatan Jalur Gaza, 21 November 2016. Menurut Biro Statistik Palestina, jumlah anak yang bekerja antara usia 10-17 tahun menjadi dua kali lipat hingga 9.700 pekerja di wilayah itu. (SAID KHATIB/AFP)
Odai Abu Matrouq (13) bekerja di sebuah bengkel di Rafah, Selatan Jalur Gaza, 21 November 2016. Menurut Biro Statistik Palestina, jumlah anak yang bekerja antara usia 10-17 tahun menjadi dua kali lipat hingga 9.700 pekerja di wilayah itu (SAID KHATIB/AFP)
Mohammed (15) memperbaiki mobil di sebuah bengkel di Rafah, Selatan Jalur Gaza, 21 November 2016. Akibat perang di wilayah itu, kurang lebih setengah dari penduduk Gaza yang berjumlah 1,9 juta jiwa hidup di bawah garis kemiskinan. (SAID KHATIB/AFP)
Odai Abu Matrouq (13) menyelesaikan pekerjaannya di sebuah bengkel di Rafah, Selatan Jalur Gaza, 21 November 2016. Akibat perang, kurang lebih setengah dari penduduk Gaza yang berjumlah 1,9 juta jiwa hidup di bawah garis kemiskinan. (SAID KHATIB/AFP)
Mohammed (15) menyelesaikan pekerjaannya sebagai mekanik di Rafah, Selatan Jalur Gaza, 21 November 2016. Tercatat 80% penduduk Gaza hidup mengandalkan bantuan (charity) dan angka pengangguran di Gaza 45% tertinggi di dunia. (SAID KHATIB/AFP)
Odai Abu Matrouq (13) bekerja di sebuah bengkel di Rafah, Selatan Jalur Gaza, 21 November 2016. Tercatat 80% penduduk Gaza hidup mengandalkan bantuan (charity) dan angka pengangguran di Gaza 45% tertinggi di dunia. (SAID KHATIB/AFP)