Liputan6.com, Jakarta Tricking menjadi tren olahraga baru dan viral diperbincangkan di media sosial. Keindahan gerak tricking saat bersalto di udara menjadi daya tarik olahraga ekstrem satu ini.
Baca Juga
Advertisement
"Tricking sebenarnya campuran dari gerakan-gerakan bela diri. Gerakan dasarnya tuh bisa dari taekwondo, karate, wushu, dan capoeira. Kita ambil unsur gerakan yang bisa kita jadikan koreografi akrobatik, jadi kita nggak cuma liat segi bela dirinya aja, tapi kita juga liat sisi akrobatiknya," ujar Juliandry sebagai salah satu anggota komunitas tricking Hyperhaken kepada Dimas Pamungkas dari Campus CJ Liputan6.com.
Gerakan salto diikuti tendangan memutar yang diakhiri dengan pendaratan mulus terlihat begitu indah saat diperagakan oleh setiap anggota Hyperhaken. Tak hanya itu, beragam teknik seperti aerial, backflip, roundhouse, 360 kick, 540 roundhouse kick dan variasi gerakan lain juga tak luput mereka peragakan.
Ketekunan, kesabaran dan ketangkasan sangat diperlukan dalam melakukan gerakan-gerakan tricking. Kegiatan ini termasuk olahraga ekstrem karena kesalahan dalam melakukan teknik tricking dapat menyebabkan cedera pada tubuh.
"Pernah ada satu anggota Hyperhaken itu patah tulang, itu pun juga karena dia latihan itu dalam kondisi ngantuk," ujar Juliandry menjelaskan insiden yang terjadi pada salah satu anggota timnya itu. Simak kelanjutan artikel dan video dari komunitas Hyperhaken dengan mengeklik tautan berikut ini.
Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini.
Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya yang sedang populer: Kisah Petarung One Pride MMA Hadapi Kejahatan Di Jalanan. Yuk, berbagi di Forum Liputan6.
Penulis: Dimas Pamungkas - Universitas Pancasila