Jelang Aksi 2 Desember, Polisi dan TNI Riau Sepakat Gelar Pasukan

Ada peringatan untuk tidak membawa bambu runcing dalam aksi 2 Desember 2016.

oleh M Syukur diperbarui 23 Nov 2016, 13:31 WIB

Liputan6.com, Pekanbaru - Menyikapi rencana demo Bela Islam pada 2 Desember 2016, Kapolda Riau Brigjen Zulkarnain menggelar pertemuan dengan Danrem Wirabima 031 Brigjen TNI Nurendi dan Komandan Lapangan Udara Roesmin Nurjadin Marsekal Pertama Henri Alfiandi.

Ketiga instansi sepakat menggelar pasukan pada Kamis, 24 November 2016, (24/11/2016) untuk menghadapi demonstrasi tersebut. Kapolda Riau juga telah mengeluarkan maklumat untuk mewanti-wanti para pendemo supaya tak berlaku anarkis.

Menurut Zulkarnain, maklumat atau peringatan jelang aksi tersebut secara umum berisi tentang mengemukakan pendapat di muka umum. "Unjuk rasa itu hak secara konstitusional, namun tidak boleh mengeluarkan ujaran kebencian karena ada undang-undangnya," kata Zulkarnain, Selasa, 22 November 2016.

‎Zulkarnain juga mengingatkan pendemo agar tidak mengeluarkan ujaran kebencian di media sosial. Kapolda juga mengingatkan keras soal adanya isu membawa bambu runcing yang kabarnya sengaja disiapkan para pendemo.

"Jangan sampai ada membawa benda-benda tajam, seperti yang di media-media sosial yang ramai seperti bambu runcing," kata Zulkarnain.

Meski mengeluarkan maklumat supaya tidak ricuh, Kapolda menghimbau masyarakat yang tidak ikut berdemo tidak khawatir. Menurut dia, Polda Riau berusaha keras menciptakan situasi keamanan dan ketertiban masyarakat yang kondusif.

"Percayakan kepada kepolisian, pelihara kondusivitas Riau. Saya imbau, jangan sampai kelompok tertentu atas nama agama menimbulkan kericuhan," kata Zulkarnain.

Menanggapi maklumat Kapolda, Ketua Front Pembela Islam (FPI) Riau Ade Hasibuan mengaku tidak mempermasalahkannya. "Kita sikapi dengan baik saja. Jangan terlalu berlebihan. Polisi punya kewajiban mengawasi dan membimbing kita," kata dia dihubungi secara terpisah.

Menurut Ade, dirinya tak mempermasalahkan maklumat terkait larangan membawa bambu runcing. Hanya saja, dia mempermasalahkan larangan warga beragama Islam di daerah supaya tak datang ke Jakarta.

"Kalau masalah demo, tidak ada yang bawa senjata bambu runcing, yang dibawa sajadah. Namanya aksi ibadah, aksi gelar sajadah, itu pas waktunya Jumat Kubro atau Maulid Akbar," ‎kata Ade.

‎Ade juga yakin demonstrasi 2 Desember nanti berjalan aman. Dia juga yakin para ulama yang ikut aksi Bela Islam menginginkan NKRI selamat.

"Fokus kita tetap sama, penegakkan hukum untuk menangkap dan penjarakan Ahok," tegas Ade.

Menurut Ade, aksi Bela Islam dilakukan pada 2 Desember, bukannya pada 25 November 2016. Hal itu berdasarkan ‎keputusan dan sikap Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) MUI pusat.

"Kalau tanggal 25, jika adapun aksi, itu bukan dikomandoi para ulama. Ada pun aksi tanggal 2 Desember super damai," ujar Ade.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya