Liputan6.com, Jakarta Film 25 Hari di Eropa yang dibesut sutradara Aditya Gumay mendapat apresiasi dari Anies Baswedan. Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yang kini meramaikan Pilkada DKI Jakarta 2017 sebagai calon gubernur, menyambut baik film yang dibuat dari hasil perbincangan kecilnya bersama dengan pemilik Sanggar Ananda itu.
"Awalnya obrolan terjadi saat saya masih menjadi Menteri di tahun 2015 lalu, memang banyak mau yang dikerjakan salah satunya ada rencana kerjasama dengan Mas Aditya. Meski serba sulit, uang minim secara bisnis, tapi bersama tim tidak berhenti bekerja untuk berkarya yang akhirnya jadilah film ini," ucap Anies Baswedan saat menghadiri Premiere 25 Hari di Eropa, di XXI Epicentrum Walk, Jakarta Selatan, Selasa (22/11/2016) malam.
Baca Juga
Advertisement
Anies Baswedan menjelaskan, ia sempat bertanya kepada Aditya Gumay, yang juga sukses membesut berbagai film sarat moral dan pesan positif bagi generasi muda. "Saya tanya kepada Aditya, 'Anda ini sebenarnya mencintai Indonesia tanpa syarat apa ada apa-apanya?'," ia melanjutkan.
Tak disangka, pertanyaan yang kemudian dijawab Aditya Gumay dengan diplomatis itu berujung dengan lahirnya karya baru di dunia film. "Nah beliau (Aditya) bilang, Pak, boleh tidak kata-kata itu saya pakai?. Ya saya bilang boleh saja," Anies Baswedan menambahkan.
Awalnya, para pemain hanya berangkat ke Eropa untuk sebuah program yang disponsori oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga. Selama kegiatan itulah, Aditya Gumay merekamnya menjadi sebuah film. "Saat berada di beberapa negara di Eropa, banyak sekali waktu luang, daripada hanya untuk jalan-jalan saat itu saya juga bawa tiga kameramen dan audioman dua tim. Disana saya seperti kerja mencari jarum dalam jerami. Itu menjadi perjalanan yang cukup lama," kata Aditya Gumay
Film tersebut menceritakan kegiatan 11 remaja berkelana dan menghabiskan waktu mereka selama 25 hari di empat negara kawasan Eropa, Belanda, Jerman, Prancis dan Swiss. Mereka memperkenalkan budaya Indonesia melalui tari, musik dan lagu.
Dalam aktivitasnya, muncullah cerita yang meliputi cinta, persahabatan dan persoalan keluarga yang menjadi warna dalam adegan film ini. Aditya Gumay mengatakan, film ini tak hanya diputar di bioskop dengan waktu terbatas, tapi juga akan diputar sepanjang tahun ini dan 2017 bersama dengan program wokshop film yang diakan digelar lebih 40 kota diseluruh Indonesia.