Liputan6.com, Jakarta Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno mengatakan, ia bersama pasangannya, Anies Baswedan akan tetap memberi hibah kepada Badan Musyawarah (Bamus) Betawi jika terpilih pada Pilkada DKI 2017.
Pria yang akrab disapa Sandi itu mengatakan, Ahok sempat memutus hibah untuk Bamus Betawi karena diduga terlibat politik praktis. Namun, ia akan memberi hibah dengan catatan harus dipastikan untuk program yang tepat.
Advertisement
"Ya saya lihat dulu, Bamus Betawi kan berbasis program. Programnya harus bisa dirasakan warga, bukan politik atau pengumpulan aspirasi yang bisa dibelokkan," kata Sandi di Jatinegara, Jakarta Timur, Rabu (23/11/2016).
Sandi bercerita mertuanya, Abdul Azis Marzuki merupakan tokoh Bamus Betawi. Dia menyebut 27 persen etnis Betawi yang kini ada di Ibu Kota, perlu dirangkul dan diberdayakan. Dia mengusulkan pemberdayaan melalui kegiatan tahunan seperti festival.
"Kalau dari festival akan ada letupan-letupan kecil, seperti kemarin Festival Cipayung, ada kerak telor dan lainnya, itu bisa jadi trigger," ujar pengusaha tambang itu.
Sedangkan, untuk pemberdayaan yang berkesinambungan dan mampu menggerakkan roda perekonomian, Sandi berpendapat, pemerintah daerah bisa saja memberikan insentif untuk mendorong komersialisasi dari kebudayaan Betawi.
"Dari pemerintah bisa ada keberpihakan, misalnya, setiap kawinan pemerintah kasih insentif katering kalau dia menyediakan kuliner Betawi. Jadi bisa dirasakan kebudayaan Betawi yang bukan hanya sustainable tapi juga profitable," tandas dia.
Bamus Betawi memperoleh dana hibah Rp 2,5 miliar dari APBD-P DKI 2016. Rencananya, Bamus Betawi akan mendapatkan dana hibah Rp 5 miliar dari APBD DKI 2017.
Ahok sebelumnya berencana menghentikan hibah untuk Bamus Betawi, karena organisasi ini disebut-sebut sudah politis.