Liputan6.com, Ambon - Prajurit TNI yang bertugas di Korem 151/Binaiya Ambon Adi Arifin Jainudin terpaksa menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Tentara (RST) dr Latumeter, setelah babak belur dihajar warga.
Penganiayaan terhadap prajurit berpangkat Serda itu terjadi pada pukul 04.00 WIT. Saat itu, warga mendengar wanita paruh baya bernama Suniati berteriak meminta tolong dari dalam rumahnya, Jalan Yos Sudarso Ambon.
Warga lalu mendekati rumah perempuan 64 tahun itu dan mencoba masuk ke dalam rumah. Saat mendekati kamar Suniati, suara minta tolong semakin nyaring. Tak tunggu lama lagi, warga lalu mendobrak pintu kamar Suniati yang terkunci dari dalam.
Saksi bernama Armin Arsad mengaku, dia bersama warga melihat Suniati sudah dalam keadaan terluka di tubuhnya saat berusaha menolong. Dia diduga terluka akibat dihantam botol minuman oleh prajurit TNI tersebut.
"Setelah pintu kamar berhasil terbuka, tiba-tiba dia (Serda Adi) langsung menyerang kami dengan menggunakan sebilah pisau," kata Armin.
Baca Juga
Advertisement
"Setelah itu, tidak lama datang beberapa warga yang saat itu baru keluar dari kafe, lalu membantu untuk mengamankan dia yang saat itu masih memegang sebilah pisau," sambung dia.
Bukannya tenang saat ditangkap warga, Serda Adi malah terus melawan. Emosi warga tersulut hingga mereka ramai-ramai menganiaya prajurit TNI itu.
Dari informasi yang dihimpun, Suniati diduga dimintai uang oleh Serda Adi. Uang itu akan digunakan untuk membayar minuman keras yang dikonsumsinya di kafe, tapi Suniati menolaknya.
Sementara, Wakil Kepala Penerangan Kodam (Wakapendam) XVI/Pattimura Letkol Infanteri Umar membenarkan peristiwa tersebut. Namun terkait motif penganiayaan tersebut, dia belum dapat menyebutkan.
"Belum bisa saya bilang apakah dia melakukan suatu tindakan percobaan perampokan, apa pemerkosaan, itu belum ada motif ke situ. Apa motifnya ini, apakah habis mabuk dia memukuli orangnya saja? Atau seperti apa, masih dicari-masih diselidiki," tutur Umar.
Menurut Umar, penyelidikan kasus ini belum dilakukan karena Serda Adi dan Suniati masih menjalani pemeriksaan di rumah sakit.
"Sehari dua hari baru sadar, baru bisa dibuat proses pemeriksaannya, apa hal ihwal kejadiannya. Kalau anggota melukai masyarakat, itu benar itu, tidak bisa dipungkiri lagi bahwa benar dia menganiaya ibu itu," kata dia.
"Saya tidak bisa mengada-ada ini. Tunggu dulu. Kalau sudah ada motifnya, baru saya sampaikan lagi," ucap Umar.