Sektor Saham Industri Picu Indeks Dow Jones Kembali Cetak Rekor

Sektor saham industri naik 7 persen seiring rencana Donald Trump akan tingkatkan belanja infrastruktur sehingga akan berdampak ke industri.

oleh Agustina Melani diperbarui 24 Nov 2016, 04:42 WIB

Liputan6.com, New York - Sektor saham industri mendorong indeks saham Dow Jones dan S&P 500 cetak rekor. Akan tetapi, saham teknologi tertekan membebani indeks saham Nasdaq.

Pada penutupan perdagangan saham Rabu (Kamis pagi WIB), indeks saham Dow Jones naik 59,31 poin atau 0,31 persen ke level 19.083,18. Indeks saham S&P 500 menguat 1,78 poin ke level 2.204,72. Indeks saham Nasdaq turun tipis 5,67 poin atau 0,11 persen ke level 5.380,68.

Sektor saham perawatan  kesehatan sempat bebani indeks saham S&P 500. Selain itu,jelang rilis hasil pertemuan bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (The Fed).

The Fed menunjukkan kepercayaan diri usai pemilihan  presiden kalau ekonomi AS menguat sehingga segera naikkan suku bunga. Investor perkirakan suku bunga akan naik pada Desember. Akan tetapi volume perdagangan tipis seiring pelaku pasar antisipasi jelang liburan Thanksgiving.

"Hari ini mulai liburan, begitu banyak pelaku pasar sudah ambil waktu libur. Seperti yang dilihat respons pasar kurang antusias. Akan tetapi pekan depan, pasar tampaknya akan melemah," ujar  Direktur NYSE O'Neil Securities Ken Polcari seperti dikutip dari laman Reuters, Kamis (24/11/2016).

Saham-saham yang bebani indeks saham antara lain saham Eli Lily turun 11,5 persen usai manajemen menyatakan akan hentikan pengembangan obat Alzheimer. Saham Biogen merosot 4,2 persen.

Sedangkan saham Caterpillar naik 2,7 persen menjadi US$ 96,16. Saham Deere melonjak 10,8 persen. Sektor saham industri naik 7 persen sejak pemilihan presiden AS lantaran spekulasi rencana Donald Trump akan menaikkan pengeluaran di infrastruktur sehingga berdampak ke industri.

Bursa saham AS akan tutup pada Kamis waktu setempat dan awal Jumat untuk peringati hari raya Thanksgiving. (Ahm/Ndw)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya