Liputan6.com, New York - Harga minyak dunia melemah didorong investor ragu negara produsen minyak tergabung dalam the Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC) akan sepakat pangkas produksi minyak. Hal itu mengingat pasokan minyak berlebih secara global.
Anggota OPEC akan lakukan pertemuan pada 30 November di Vienna untuk putuskan detil perjanjian pemangkasan produksi. OPEC sudah merencanakan hal itu sejak September.
Harga minyak cenderung bergejolak pada perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB). Pada awal perdagangan, harga minyak melemah kemudian berbalik arah ke zona positif usai the Energy Information Administration (EIA) menyatakan pasokan minyak Amerika Serikat (AS) turun 1,3 juta barel pada pekan lalu. Laporan penambahan pengeboran minyak AS juga mendorong kenaikan.
Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) turun 7 sen atau 0,2 persen ke level US$ 47,96 per barel. Harga minyak Brent susut 17 sen atau 0,35 persen ke level US$ 48,95 per barel.
Baca Juga
Advertisement
"Melihat secara teknikal harga minyak WTI kemungkinan tertekan. Ada kemungkinan pemangkasan produksi namun apakah Arab Saudi mau pangkas pangsa pasarnya," ujar Tariq Zahir, Analis Tyche Capital Advisors seperti dikutip dari laman Reuters, Kamis (24/11/2016).
Investor juga ragu OPEC akan setuju proposal pemangkasan produksi minyak empat persen menjadi 4,5 persen. Berdasarkan perhitungan Reuters, pemangkasan produksi minyak itu lebih dari 1,2 juta barel per hari.
Irak menjadi salah satu anggota setuju untuk pangkas produksi. Secara terpisah, anggota non OPEC Rusia juga akan pangkas produksi namun perusahaan minyak domestik belum mengetahui secara detil pemangkasan produksi minyak tersebut.