5 Pesepak Bola yang Berpotensi Jadi Pelatih Hebat

Kelima nama ini juga memiliki karier yang cemerlang sebagai pemain.

oleh Ahmad Fawwaz Usman diperbarui 24 Nov 2016, 14:30 WIB

Liputan6.com, Jakarta Zinedine Zidane tidak hanya berprestasi saat masih jadi pemain Juventus dan Real Madrid. Mantan pemain tim nasional (timnas) Prancis tersebut juga mampu mengukir prestasi saat menduduki jabatan sebagai pelatih Real Madrid.

Sejak diangkat pada Januari 2016 lalu, Zidane sudah berhasil mempersembahkan gelar Liga Champions 2015/2016 bagi Los Blancos. Selain itu, Zidane juga mengantar Real Madrid merebut gelar Piala Super Eropa 2016.

Musim ini, Zidane kembali bersinar bersama Real Madrid. Musim ini, pria berusia 44 tahun tersebut berpeluang mengulang sukses di Liga Champions setelah pasukannya berhasil memastikan satu tiket di babak 16 besar.

Bukan Zidane saja yang sukses mengukir prestasi saat jadi pemain dan pelatih. Beberapa nama juga tercatat punya kemampuan tersebut. Sejumlah pemain juga dianggap punya potensi mengikuti jejak Zidane. Seperti dikutip Sportskeeda, setidaknya ada lima pemain yang dinilai berpotensi memiliki karier cemerlang sebagai pelatih.


5. Michael Carrick

5. Michael Carrick

Karier Carrick mulai menonjol sejak ia memperkuat Tottenham Hotspur pada musim 2004/2005-2005/2006. Di musim panas 2006, Manchester United merekrutnya dengan biaya 27,2 juta euro. Tampil dalam 428 laga, Carrick sudah memenangkan 12 gelar bersama MU.

Gelandang Manchester United asal Inggris, Michael Carrick. (AFP/Paul Ellis)


Saat ini, usia Carrick sudah mencapai 35 tahun. Artinya, ia sudah mulai memikirkan opsi pensiun. Jika mengambil pilihan untuk meneruskan karier sebagai pelatih, pemain kelahiran Inggris itu dinilai sebagai sosok yang ideal.

Ya, Carrick sudah mendapatkan banyak ilmu dari pelatih-pelatih top dunia seperti Alex Ferguson, Louis van Gaal, dan Jose Mourinho. Apalagi, posisinya sebagai gelandang sentral juga menuntut dirinya bisa membaca situasi di lapangan.

Tak hanya memotong aliran bola lawan, ia juga hebat saat membangun serangan dari tengah. Kemampuan itu tentu sangat dibutuhkan seorang pelatih. Bahkan, Van Gaal pernah menyebut Carrick sebagai pelatih MU yang sebenarnya saat berada di dalam lapangan.

4. Philipp Lahm

4. Philipp Lahm

Mantan kapten Timnas Jerman ini disebut-sebut sebagai salah satu pemain cerdas. Ia juga mampu mengambil peran dalam banyak posisi. Kemampuan itu sangat jarang terlihat di era sepak bola modern seperti sekarang ini.

Kapten Bayern Munchen asal Jerman, Philipp Lahm. (AFP/Christof Stache)


Selama bertahun-tahun, publik juga sudah diperlihatkan sikap Lahm yang tak segan-segan mengkritik pihak yang melakukan kesalahan. Ia tak pernah sungkan mengkritik seorang pelatih atau rekan setimnya. Namun, dalam situasi sebaliknya, ia juga menjadi orang pertama yang akan melayangkan pujian.

Kapten Bayern Muenchen itu memang terlahir dengan jiwa pemimpin dan pengetahuan mumpuni soal sepak bola. Pelatih sekaliber Pep Guardiola pun sempat menyatakan, "Lahm mungkin menjadi salah satu pemain paling cerdas yang pernah saya latih. Ia berada di tingkat yang berbeda."

Sepanjang kariernya, ia juga mendapatkan rasa hormat yang besar dari semua orang. Apalagi, ia baru saja menyempurnakan kesuksesan kariernya sebagai pemain dengan raihan gelar Piala Dunia 2014 bersama Jerman.

3. Andrea Pirlo

3. Andrea Pirlo

Sang maestro, itulah sebutan yang biasa digunakan banyak orang jika bicara mengenai Pirlo. Itu karena Pirlo selalu menempatkan dirinya seperti seorang komposer dalam sebuah irama permainan.

Andrea Pirlo (AFP PHOTO / MARCO BERTORELLO )


Ia adalah bagian penting dalam kesuksesan Timnas Italia memenangkan Piala Dunia 2006 di Jerman. Perannya sebagai deep-lying playmaker benar-benar cocok dengan kemampuannya. Posisi tersebut mulai ditempati Pirlo sejak dilatih Carlo Ancelotti di AC Milan.

Saat ini, pemain yang tengah berada di penghujung kariernya, mendapatkan saran dari banyak pihak untuk segera mengambil kursus pelatih. Pirlo sendiri sempat berkata, "Saya suka membayangkan dirinya sebagai seorang sutradara di dalam lapangan dan kehidupan."

Soal kemampuan membaca permainan, tak ada yang meragukan pemain kelahiran 19 Mei 1975 tersebut. Di lapangan, ia kerap melepaskan umpan-umpan matang dari situasi dan posisi yang sulit.

2. Xabi Alonso

2. Xabi Alonso

Xabi selalu menjadi pemain penting di setiap klubnya sejak ia membela Real Sociedad. Di dalam lapangan, sosoknya begitu tenang meski permainan sedang dalam tensi yang panas.

Xabi Alonso (EPA/Peter Powell)


Xabi pun menjadi salah satu pemain yang beruntung karena berkesempatan untuk memperkuat tim-tim besar dan dilatih banyak manajer hebat. Berbagai ilmu dari pelatih-pelatihnya tentu sudah diserap pria kelahiran 25 November 1981 itu.

Meski dikenal tak banyak bicara saat di lapangan, Xabi dilaporkan menjadi sosok yang paling vokal dalam ruang ganti. Biasanya, sikap seperti itu dimiliki seorang pelatih hebat, salah satunya adalah Ferguson.

Alonso juga menjadi pemain yang diidolakan banyak pemain muda. Kini, publik tinggal menunggu momen saat mantan pemain Liverpool tersebut menjadi pelatih hebat. Kabarnya, ia akan segera mengambil kursus kepelatihan setelah pensiun.

1. Cristiano Ronaldo

1. Cristiano Ronaldo

Nama Ronaldo tentu menempati posisi teratas dalam daftar ini. Pasalnya, pemain yang biasa disapa CR7 itu memiliki semua modal yang dibutuhkan untuk menjadi pelatih hebat. Mulai dari faktor pengalaman, sikap kepemimpinan, dan karier yang bersinar.

Ronaldo menginstruksikan rekan-rekanya saat laga final Piala Eropa 2016 antara Portugal vs Prancis di Paris, Prancis, Senin (11/6). Ronaldo terpaksa keluar lapangan akibat cedera usai berbenturan dengan Dimitri Payet. (REUTERS/Michael Dalder)


Ronaldo juga sudah menunjukkan karakternya jika menjadi seorang pelatih. Pada final Piala Eropa 2016 melawan Timnas Prancis, ia tak bisa menyelesaikan pertandingan setelah ditarik keluar lapangan karena cedera di menit ke-25.

Usai keluar lapangan, Ronaldo tak lantas masuk ruang ganti. Ia memilih tetap berdiri di pinggir lapangan bersama pelatih Fernando Santos. Bahkan, ia juga bertindak sebagai pelatih yang berulang kali memberikan instruksi kepada rekan-rekannya di lapangan.

Teriakan-teriakan mesin gol Real Madrid itu membuahkan hasil positif. Portugal akhirnya memenangkan pertandingan setelah Eder menjebol gawang Hugo Llrois di menit ke-109. Dan, Ronaldo menjadi pemain yang paling emosional merayakan kesuksesan tersebut.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya