Liputan6.com, Helsinki - Sudah jadi rahasia umum, apabila banyak vendor smartphone menginginkan desain ramping tapi tetap memiliki kemampuan yang mumpuni. Karena itu, riset dan pengembangan terus dilakukan untuk memperbaiki seluruh masalah tersebut.
Salah satunya dilakukan oleh sekelompok peneliti dari Aalto University di Finlandia. Para peneliti ini baru saja mengembangkan antena ponsel yang mampu meningkatkan kekuatan sinyal tapi tetap hemat data. Tak hanya itu, antena ini juga tampil lebih ringkas.
Baca Juga
Advertisement
Dikutip dari BGR, Senin (28/11/2016), alasan pengembangan antena ini adalah menciptakan desain antena yang lebih ringkas dan multifungsi. Sebagai informasi, sebuah smartphone pada dasarnya terdiri dari beberapa antena untuk mendukung fungsi yang berbeda pula.
Sebagai contoh, ada satu antena untuk Wi-Fi dan Bluetooth, satu lagi untuk GPS, dan antena lain untuk kebutuhan seluler. Keadaan tersebut jelas membutuhkan lebih banyak daya, memperbesar kebutuhan ruang komponen, termasuk kemungkinan kerusakan jaringan.
Solusi yang coba ditawarkan melalui pengembangan ini adalah membuat antena yang dibentuk dari banyak komponen kecil dan memiliki fungsi otomatis untuk menyesuaikan frekuensinya. Jadi, saat smartphone sedang tak terhubung dengan sinyal Wi-FI, antena tersebut akan secara digital mengubah konfigurasinya untuk menangkap posisi perangkat melalui GPS.
"Lewat cara ini, banyak aplikasi smartphone seperti GPS, Bluetooth, dan W-Fi tak perlu lagi memiliki antena tersendiri," ujar Jari-Matti Hannula, salah seorang peneliti dan calon doktor di. Tak hanya itu, transfer data juga dapat dilakukan melalui satu jalur antena yang dikontrol secara digital.
Tak hanya dari sisi teknis, antena ini juga diprediksi dapat berpengaruh pada desain smartphone. Bukannya tanpa alasan, sebab desain smartphone dipastikan lebih ringkas dan porsi layar lebih besar karena ruang yang dibutuhkan antena tak lagi banyak.
Meski terdengar menjanjikan, teknologi ini masih dalam tahap pengembangan dan membutuhkan beberapa tahun sebelum akhirnya bisa diadopsi. Pun demikian, bukan tak mungkin teknologi ini dapat lebih cepat diadopsi mengingat sudah ada kerja sama dengan pihak lain. Huawei adalah salah satu perusahaan yang menjadi kerja sama untuk melakukan uji coba komersial.
(Dam/Ysl)