Liputan6.com, Seattle - Beberapa waktu lalu, seorang ahli matematika 'meramal' bahwa pada tahun 2017 --- yang tinggal menghitung waktu-- ada 1 dari 500 kemungkinan umat manusia akan musnah.
Sang ahli adalah Dr Fergus Simpson, pakar matematika dari University of Barcelona's Institute of Cosmos Sciences. Ia mengatakan, ada 0,2 persen kemungkinan terjadinya 'bencana katastropik' pada suatu tahun tertentu selama Abad ke-21.
Baca Juga
Advertisement
Perhitungan ini didasarkan pada Argumen Doomsday, yang diklaim dapat memprediksi jumlah anggota spesies manusia di masa depan dengan memperimbangkan perkiraan jumlah total manusia yang lahir sejauh ini.
Hal yang sama juga sudah diperhitungkan oleh Stephen Hawking. Menurut ilmuwan itu, manusia ternyata hanya memiliki kurang dari 1.000 tahun di Bumi sebelum binasa dalam peristiwa kepunahan massal.
Kepunahan akibat bencana katastropik salah satunya justru pertumbuhan manusia itu sendiri yang berlangsung secara masif. Populasi penduduk sekarang 7 kali lebih besar dibanding 200 tahun lalu.
Dikutip dari News.com.au, pada Kamis (24/11/2016), melonjaknya populasi manusia di Bumi diikuti dengan eksploitasi alam. Kepadatan penduduk yang tak terkendali juga membuat suhu planet manusia lebih hangat.
Salah satunya adalah, melelehnya kawasan es di kutub Bumi. Boleh diibaratkan, setelah manusia memadati Bumi, maka bencana dahsyat akan menghapus mereka.
Namun, itu bukan yang paling parah dalam turut andil bencana katastropik yang bakal dihadapi. Ada lagi yang harus umat manusia takutkan, yaitu: gempa.
Sejarah mencatat, telah terjadi jutaan kali gempa mengguncang Bumi. Bahkan, ada beberapa lindu yang mengubah pola patahan di dalam tanah.
Kita sudah mengenal pola patahan seperti di New Zealand. Orang AS hanya mengenal Patahan San Andreas di Los Angels. Namun, andai, San Andreas bergeser, kekuatan maksimal dari gempa yang dihasilkan mencapai 8,2 Skala Richter.
Tapi tahukah Anda bahwa ada satu lagi patahan yang sama sekali 'jarang bergerak'. Lebih tepatnya bergerak dengan lambat namun jauh lebih mematikan.
Patahan itu berada di bawah Seattle, Amerika Serikat, yang dikenal dengan Cascadia Subduction Zone atau Zona Subduksi Cascadia. Menurut Kathryn Schulz, dari New Yorker, patahan itu melintang sepanjang 700 mil di sepanjang pantai Pacific Northwest. Di mulai dari Cape Mendocino, California hingga berlanjut ke Oregon dan Washington dan berakhir di Vancouver, Kanada.
Jika patahan itu bergerak, magnitude yang dihasilkan oleh gempa itu mampu mengeluarkan kekuatan sebesar 8,7 hingga 9,2 sR.
Cascadia berbeda dengan patahan yang dikenal selama ini. Zona itu telah 'tertekan' sekian lama, dan jika suatu saat bergeser, bencana luar biasa akan terjadi. Mahadahsyat.
Zona Senyap dan Tsunami Misterius
Cascadia disebut-sebut merupakan zona gempa yang senyap, karena getaran pergeseran lempeng di bawahnya berjalan lambat sekali.
Gempa mahadahsyat terjadi 300 tahun lalu. Hanya sedikit cerita yang diturunkan ke generasi-generasi berikutnya oleh penduduk asli di kawasan terdampak.
Namun, gempa itu tercatat oleh negara yang terletak nun jauh di seberang. Yaitu, bangsa Jepang. Para samurai, pedagang dan penduduk desa menulis tsunami misterius yang terjadi pada tahun 1700.
Sebuah tsunami terjadi di Jepang tanpa didahului oleh gempa. Rupanya lindu di Seattle, AS luar biasa kencang sehingga membawa gelombang besar ke seluruh Samudera Pasifik.
Cascadia Subdiction Zone di bawah Seattle mampu melepaskan gempa lebih dari 9 skala Ritcher. Kekuatannya sekitar 1.000 kali lebih kuat daripada gempa di Christchurch Selandia Baru pada 2011.
Gempa dengan kekuatan lebih dari 9 jarang terjadi. Lindu sekuat itu baru dua terjadi di masa modern.
Pertama di Aceh pada 26 Desember 2004 dan yang kedua terjadi pada 11 Maret 2011 di Jepang.
Gempa dengan kekuatan seperti itu mampu menghancurkan Seattle dengan sekejap. Tak seperti Los Angeles yang membangun kota dengan struktur antigempa, Seattle yang dianggap 'jauh dari bencana', tak dibentengi sekuat itu.
Namun, para ahli geologi telah menemukan teori kemungkinan gempa akan menimpa Seattle pada 50 tahun ke depan.
Tak hanya meluluhlantakkan Seattle, lindu diperkirakan juga mampu menghancurkan AS.