Pada Hari Thanksgiving Donald Trump Serukan Persatuan Nasional

Trump tak hanya mengucapkan selamat Hari Thanksgiving, namun ia juga menyerukan persatuan nasional.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 24 Nov 2016, 21:00 WIB

Liputan6.com, Washington, DC - Presiden terpilih Amerika Serikat (AS), Donald Trump menyerukan persatuan nasional. Hal tersebut disampaikannya melalui sebuah video yang dirilis untuk menandai hari libur Thanksgiving.

"Kita sangat bersyukur menyebut negara ini sebagai rumah dan memang itu lah AS, rumah kita. Ini tempat di mana kita membesarkan keluarga kita, menjaga orang-orang yang kita cintai, dan mengejar cita-cita kita...," ujar Trump mengawali pidato singkatnya.

Ia mengakui bahwa Negeri Paman Sam baru saja melalui masa kampanye politik yang panjang dan penuh luka. Dan proses penyembuhan tak berlangsung dalam waktu singkat.

"Tapi kita harus menanggalkannya di belakang. Kesempatan datang sekarang bagi kita untuk bersama-sama membuat sejarah, untuk membawa perubahan yang sebenarnya di Washington, keamanan yang sebenarnya di kota kita, kemakmuran yang sebenarnya bagi rakyat kita...," kata Trump.

"Kampanye politik bersejarah sudah selesai dan sekarang saatnya kampanye nasional yang lebih besar lagi untuk membangun negara kita. Untuk memenuhi janji Amerika bagi seluruh warganya...," imbuhnya.

Miliarder yang pada Januari mendatang akan resmi menjadi penghuni Gedung Putih itu mengatakan, Thanksgiving akan menjadi momen bagi rakyat Amerika untuk "menyembuhkan luka". Trump yang tengah menikmati liburan di Florida juga sempat mengutip kata-kata Presiden ke-16 AS, Abraham Lincoln agar rakyat Negeri Paman Sam "satu suara dan satu hati".

Dan pada penutup pidatonya ia menyampaikan, "Mari kita bersyukur untuk semua yang kita miliki, dan mari kita menyambut masa depan baru yang membentang. Selamat Hari Thanksgiving. Bersama-sama kita akan membuat Amerika menjadi lebih hebat lagi."

Pesan Thanksgiving ini muncul tak lama setelah Trump menunjuk Gubernur California, Nikki Haley sebagai utusan AS untuk PBB. Perempuan tersebut merupakan mantan pengkritik Trump dan minim pengalaman terkait urusan luar negeri. Demikian seperti dikutip dari Express.co.uk, Kamis (24/11/2016).

Selain Halley, ia juga menunjuk seorang pengkritik lainnya, Betsy DeVos sebagai menteri pendidikan. DeVos yang merupakan seorang miliarder itu merasa terhormat atas penunjukkan tersebut dan mempertimbangkan untuk menerimanya.

Meski demikian, penunjukkan oleh Trump terhadap beberapa orang untuk mengisi sejumlah pos dipemerintahannya tersebut masih harus melalui persetujuan Senat yang dikuasai Partai Republik.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya