Yogyakarta Dukung Wisata Halal

Pemda DIY melihat wisata halal ini akan memiliki pasar sendiri.

oleh Yanuar H diperbarui 24 Nov 2016, 21:14 WIB

Liputan6.com, Yogyakarta - Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menjadi salah satu daerah tujuan wisata favorit di Indonesia. Kunjungan wisata domestik ke daerah yang terkenal dengan gudeg tersebut terhitung cukup tinggi.

Kepala Dinas pariwisata DIY Aris Riyanta mengatakan, untuk destinasi wisata Yogyakarta berusaha memenuhi semua kalangan, termasuk kalangan muslim dengan wisata halal. Sayangnya, sejauh ini belum banyak dukungan industri pariwisata untuk wisata halal tersebut. 

"Saat ini yang mendukung wisata halal baru industri perhotelan yaitu hotel halal yang ada di jalan Kaliurang Yogyakarta," Ujar Aris seperti ditulis, Kamis (24/11/2016). 

Ia melanjutkan, oleh karena itu, Dinas Pariwisata Yogyakarta terus mendorong kalangan industri pariwisata untuk meningkatkan layanan bagi kalangan muslim tersebut. Aris pun meminta kepada pihak hotel di Yogyakarta untuk mendukung wisata halal. Sebab dari banyaknya hotel di Yogya baru satu yang mendukung wisata halal.

"Dulu hotel Easparc pernah tapi sekarang yang sudah mendapat sertifikasi itu baru Hotel Cakra. Kemarin sudah ada sertifikasi," ujarnya.

Aris menjelaskan potensi wisata halal cukup besar di Yogyakarta. Terhitung dari banyaknya wisatawan khususnya dari manca yang menggunakan jenis wisata ini. Pemda DIY melihat wisata halal ini akan memiliki pasar sendiri. Sehingga Yogyakarta harus mendukung wisata halal ini.

"Sudah banyak dari Malaysia dan Singapura. Salah satu (wisata halal) segmen itu harus dipersiapkan juga," ujarnya.

Daerah lain yang mendorong wisata halal adalah Jawa Barat. Sebelumnya pada 1 September 2016, Wakil Gubernur (Wagub) Jawa Barat Deddy Mizwar menyatakan Kota Bandung siap menjadi ikon pariwisata halal.

"Wisata halal bisa dikembangkan di Jabar, kita siapkan semuanya seperti masalah sertifikasi halal, daerah. Dan Kota Bandung siap jadi wisata halal," kata Deddy Mizwar di sela Seminar Internasional Pariwisata Halal di Aula Barat Kampus Institut Teknologi Bandung (ITB), Kamis (1/9/2016).

Dia menilai potensi pariwisata halal di Indonesia sangat besar jika dikembangkan dengan baik karena hampir mayoritas penduduknya beragama muslim. Terlebih investasi yang dibutuhkannya juga tidak terlalu besar.

Namun, kata dia, walaupun Indonesia menjadi negara muslim terbesar di dunia, perkembangan pariwisata halalnya masih kalah oleh negara tetangga yang nonmuslim, seperti Singapura. "Nah itu dia, wisata halal di Singapura itu ternyata bisa menjadi yang terbaik di dunia," kata dia.

Menurut dia, belum optimalnya pariwisata halal di Indonesia salah satunya dikarenakan kurang menariknya kemasan yang ditampilkan. "Saya kira wisata halal di kita itu problem utamanya adalah kemasan, pelayanannya kurang baik. Ini harus harus kita perbaiki jika ingin mengembangkan wisata halal," tutur Deddy.

Lebih lanjut ia mengatakan konsep pariwisata halal ini ternyata mudah diterima semua kalangan. Tapi jangan sampai melupakan aturan aturan Islam, seperti sarana dan prasarana pariwisata yang harus mengedepankan nilai-nilai Islami.

"Sebagai contoh, hotel diwajibkan tidak menyediakan makanan atau minuman beralkohol, kolam renang, serta fasilitas spa yang terpisah untuk pria dan wanita. Kemudian tampilan keseniannya pun harus diinovasi. Jabar kan kaya tuh akan kesenian," ujar Deddy. (Fathi/Gdn)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya