Liputan6.com, Bandung - Selain memaparkan rencananya memperluas jangkauan T-Cash ke pelosok, Direktur Utama Telkomsel Ririek Adriansyah juga tak sungkan mengungkapkan target pertumbuhan Telkomsel pada 2017 di gelaran Telkomsel Media Gathering 2016, Kamis (24/11/2016), di Hotel Sheraton, Bandung.
"2017 nanti pertumbuhan ekonomi secara APBN tumbuh kira-kira 5,1 persen. Berdasarkan (laporan) para analis, pertumbuhan industri seluler di angka 9-10 persen. Itu estimasi mereka (analis)," ujar Ririek.
Telkomsel pun optimistis membidik target pertumbuhan yang inline dengan pertumbuhan industri seluler. Namun, ia juga menyebut adanya faktor lain yang akan turut memengaruhi proses pencapaian target yang dibidik. "Pertumbuhan ini memang bergantung pada banyak hal juga, misalnya regulasinya (akan) seperti apa, yang juga akan berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi," tutur Ririek.
Baca Juga
Advertisement
Di samping target pertumbuhan, Ririek memaparkan tiga hal lainnya yang Telkomsel bidik pada 2017. Pertama, Telkomsel akan memperluas jangkauan dan menambah jaringan.
"Tahun depan, sebagian besar, kami akan lebih banyak menambah jaringan 4G kami. Jadi nantinya jaringan 4G kami akan lebih luas lagi. Kami juga akan menambah kapasitasnya karena ternyata, pengguna 4G ini tumbuh lebih cepat dari yang kami duga, sehingga kami perlu menambah (kapasitas) jaringan karena kejar-kejaran dengan jumlah pengguna," kata Ririek menegaskan.
Kemudian yang kedua, Telkomsel juga akan memperluas jangkauan di berbagai daerah di pelosok, termasuk perbatasan dan pulau-pulau terpencil. "Kami menerima beberapa permintaan baik itu dari Pemda maupun dari beberapa instansi lain yang mengharapkan adanya coverage sinyal Telkomsel di daerah mereka. Itu akan kami lakukan, tentunya secara bertahap dan menggunakan skala prioritas," papar Ririek.
Bukan cuma itu, Telkomsel bersama dengan Telkom akan menambah jaringan backbone, tak terkecuali kapasitasnya dan kabel internasional yang akan dijadwalkan selesai pada 2017.
Terakhir, Ririek menjelaskan bahwa Telkomsel turut serta mendorong apa yang disebut digitalisasi. "Jadi, di negara kita pengguna internet cukup tinggi tumbuhnya, tetapi belum merata. Masih di angka 30-40 persen. Bandingkan dengan negara lain seperti Korea, meskipun gak terlalu Apple to Apple, itu sudah seratus persen," tutur Ririek.
Hal ini selaras dengan pernyataan Menteri BUMN Rini Soemarno bahwa sekarang adalah saatnya membawa Indonesia ke era digital. "Kemarin juga Bu Rini (Menteri BUMN) menyatakan bahwa ke depannya kita harus (mampu) mengantisipasi digital ekonomi. Karena begini, digitalisasi ini (selain) dianggap lebih aman dan lebih transparan, juga lebih produktif," pungkas Ririek.
(Why)